• Beranda
  • Berita
  • Bali-Inggris jajaki peluang kerja sama energi bersih

Bali-Inggris jajaki peluang kerja sama energi bersih

24 September 2019 18:01 WIB
Bali-Inggris jajaki peluang kerja sama energi bersih
Gubernur Bali Wayan Koster bersama dengan Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins. Antaranews Bali/Dok Humas Pemprov Bali/2019

Kedatangan Bapak Dubes Inggris antara lain menawarkan kerja sama di berbagai bidang, seperti infrasruktur, pendidikan, pariwisata hingga energi bersih

Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Inggris menjajaki peluang kerja sama pada sektor energi bersih sehingga wisatawan bisa lebih nyaman berwisata ke Pulau Dewata.

"Kedatangan Bapak Dubes Inggris antara lain menawarkan kerja sama di berbagai bidang, seperti infrasruktur, pendidikan, pariwisata hingga energi bersih," kata Gubernur Bali Wayan Koster di sela pertemuan dengan Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins, di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Selasa.

Tatap muka dalam kunjungan resmi Dubes Inggris ke Bali ini guna makin mempererat hubungan kerja sama harmonis yang terjalin, juga untuk menjajaki sejumlah potensi peluang kerja sama baru lainnya, seperti bidang energi bersih.

Dalam kesempatan itu, Koster memaparkan tentang berbagai program kerja selama setahun usia pemerintahannya dalam upaya menjaga kesucian, kebersihan dan kelestarian alam Bali.

"Kita sedang gencar menyusun kebijakan-kebijakan tentang energi bersih atau terbarukan, dengan harapan ke depan Bali akan lebih lestari dan bersih, alamnya, lingkungannya, sehingga lebih nyaman bagi wisatawan," ujarnya.

Sambutan positif Dubes Owen terkait bidang energi bersih lanjut Gubernur Koster, dinyatakan dengan tawaran kesediaan pemberian bantuan tenaga ahli.

"Beliau (Dubes Owen) langsung menawarkan kesanggupan membantu dengan memberikan tenaga ahli terbaik dan berpengalaman (bidang energi bersih)," ucapnya.

Kesanggupan itu diberikan karena menilai keseriusan dan kesungguhan Pemerintah Provinsi Bali dalam melaksanakan program energi bersih serta terbarukan. Hal ini dilihat dengan berbagai kebijakan Gubernur Koster terkait kelestarian lingkungan.

Salah satunya dalam dekat ini seperti disampaikan Gubernur Koster kepada Dubes Inggris adalah dengan mengeluarkan kebijakan dalam bentuk peraturan gubernur tentang energi bersih atau terbarukan. Yang tujuannya sekaligus untuk memetakan sumber-sumber energi yang bisa diberdayakan untuk Pulau Dewata.

"Misalnya tenaga air atau tenaga surya, sumber energi yang sekiranya bisa segera diwujudkan di Bali," kata pria kelahiran Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini.

Baca juga: Pemprov Bali gelar uji publik rumusan Pergub Energi Bersih

Baca juga: Masyarakat pun harus menjadi pemain utama dalam transisi energi


Sementara itu, Dubes Owen Jenkins mengakui pihaknya memang menawarkan kerja sama secara bersinergi. Pihaknya menyatakan sangat terbuka untuk bertukar pengalaman dengan Pemprov Bali dalam membangun sistem pembangkit energi bersih.

"Kami punya banyak ahli yang berpengalaman di bidang tersebut. Seperti yang telah kami bangun di Skotlandia, dan saya yakin akan sangat membantu Provinsi Bali untuk memulai gerakan energi bersih dan terbarukan. Saya dan Bapak Gubernur juga telah melakukan diskusi yang sangat baik dalam rangka menemukan dan mengembangkan sumber energi bersih, beserta regulasinya di Bali," kata Dubes Owen.

Menurut dia, apabila kebijakan penggunaan energi bersih di Bali betul-betul dilaksanakan secara maksimal akan bermanfaat luar biasa bagi masa depan Bali sebagai sebuah pulau.

"Akan sangat baik, apalagi jika melihat motivasi Bapak Gubernur untuk mewujudkan pengembangan energi bersih di Bali. Akan membuat Bali jadi lebih nyaman, lebih atraktif bagi para turis. Ini langkah yang luar biasa menurut saya," ujarnya.

Di luar itu, Dubes Owen mewakili Pemerintah Kerajaan Inggris mengaku sangat ingin meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asal negaranya ke Bali.

"Saya sudah mengunjungi beberapa objek wisata yang sangat indah, dan saya sangat menikmatinya. Saya akan katakan pada warga Inggris, pulau ini adalah pulau yang indah untuk berwisata. Pengembangan dan perbaikan infrastruktur ke depan akan menyempurnakan Bali sebagai destinasi wisata," ucapnya.

Menurut dia, jutaan warga Inggris sangat menghargai keindahan budaya, pemandangan serta atmosfer di Bali. Oleh karena itu, setiap tahun ribuan warga Inggris datang ke Bali untuk berwisata.

Jumlah warga Inggris yang mengunjungi Indonesia tiap tahunnya sekitar 400 ribu orang, dan mayoritas mereka mengunjungi Bali.

Baca juga: UNDP dorong percepatan investasi di energi terbarukan

Menandai 70 tahun hubungan Inggris dan Indonesia, keduanya sudah bekerja sama di berbagai bidang termasuk sains, penelitian dan pendidikan. Melalui program “Prosperity” kerja sama ini dirancang untuk mendukung Indonesia mengatasi korupsi dan membangun infrastruktur.

Dubes Owen menyadari bahwa wilayah di Indonesia seperti Bali memiliki potensi yang cukup besar dalam mengembangkan hubungan antar individu, perdagangan, bisnis dan pendidikan.

Selama kerja sama berlangsung, pihaknya mengaku telah banyak berbagi tantangan dalam menghadapi urbanisasi yang cepat dan membangun kota-kota modern untuk abad ke-21. Selain itu, Inggris juga akan berbagi tentang memanfaatkan teknologi dalam layanan publik dan infrastruktur, melengkapi masyarakat dengan pendidikan dan keterampilan untuk ekonomi di masa depan.

Khusus untuk bidang pendidikan, Dubes Owen juga menjelaskan adanya beasiswa Chevening dan perayaan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Inggris di Universitas Udayana (Unud). Beasiswa Chevening adalah program beasiswa dari pemerintah Inggris yang diberikan kepada mereka yang memiliki bakat kepemimpinan yang hebat untuk kuliah S2 di Inggris untuk semua subjek studi.

Skema ini ditujukan untuk mereka yang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, pembuat keputusan, pembentuk opini yang bisa memberikan kontribusi positif bagi masa depan Indonesia. Sekitar 70 siswa Indonesia studi di Inggris tiap tahunnya melalui beasiswa Chevening secara gratis termasuk biaya sekolah dan biaya hidup di Inggris.

Baca juga: Pertemuan G20, Jonan jelaskan strategi transisi energi pro lingkungan

Baca juga: Kementerian ESDM-Inggris kerja sama pengembangan energi rendah karbon

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019