• Beranda
  • Berita
  • RS Pelni benarkan ambil tindakan operasi pada korban demo DPR

RS Pelni benarkan ambil tindakan operasi pada korban demo DPR

25 September 2019 14:14 WIB
RS Pelni benarkan ambil tindakan operasi pada korban demo DPR
Direktur Rumah Sakit (RS) Pelni, dr Dewi Fankhunigdyah (ANTARANEWS/FAUZI LAMBOKA)
Direktur Rumah Sakit (RS) Pelni dokter Dewi Fankhuningdyah membenarkan bahwa dilakukan tindakan operasi kepada Faisal Amir (21) yang merupakan korban demo yang menolak RKUHP di depan Gedung DPR/MPR.

Sesuai hasil pemeriksaan, pasien dilakukan operasi karena ditemukan pendarahan di bagian kepala dan juga patah di bahu tangan. Alhamdulilah operasi berjalan lancar dan pasien masih perawatan di RS Pelni," kata Dewi di RS Pelni, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu.

Baca juga: Direktur RS Pelni benarkan rawat korban demonstrasi bernama Faisal

Baca juga: Kondisi korban demonstrasi DPR di RS Pelni belum stabil


Dewi turut mengatakan bahwa dokter yang menangani Faisal masih memantau kondisi pasien secara intensif setelah operasi selesai dilakukan.

"Kondisi terakhir pasien cukup baik, progresnya cukup memuaskan. Tapi dalam keadaan tidak stabil sehingga masih butuh pengawasan di ICU," kata Dewi.

Dewi mengatakan Faisal mengalami luka yang cukup parah pada bagian kepala serta patah tulang di bahu bagian kanan.

Baca juga: RS Pelni Jakarta rawat tiga korban demonstrasi mahasiswa

Baca juga: Ketua DPR kunjungi mahasiswa korban unjuk rasa di RS Pelni


Sebelumnya beredar pesan melalui media sosial mengenai meninggalnya satu mahasiswa yang merupakan peserta demo menolak RUU KUHP di depan Gedung DPR RI.

Pesan tersebut seolah-olah disebarkan perwakilan keluarga Faisal bernama nama Ermas Andico S yang merupakan Paman dan Bunda Asma Ratu Agung sebagai ibu dari Faisal.

Pesan tersebut tidaklah benar dan disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Seperti yang diketahui, pada Selasa (24/9) telah terjadi kericuhan dalam demo yang dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai kampus di depan DPR RI untuk menolak RUU KUHP.

 

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019