Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup melemah menjelang rilis data final pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.Pasar akan menantikan rilis data penting dari AS yaitu angka final pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019.
Rupiah ditutup melemah 13 poin atau 0,1 persen menjadi Rp14.165 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.152 per dolar AS.
"Dalam perdagangan hari ini rupiah ditutup melemah dari penutupan sebelumnya akibat data eksternal, tetapi internal ikut membantu sehingga melemah tipis," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.
Pasar akan menantikan rilis data penting dari AS yaitu angka final pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019. Di tengah isu resesi yang semakin mengemuka, data pertumbuhan ekonomi AS tentu sangat dinanti.
"Investor pasti ingin mengetahui seberapa kuat ekonomi AS dan seberapa dekat Negeri Adidaya itu dengan resesi," ujar Ibrahim.
Dari eksternal lainnya, Presiden AS Donald Trump kembali melakukan tebar pesona. Trump mengungkapkan proses dialog Washington-Beijing berjalan mulus. Bahkan ia sudah berani sesumbar bahwa kesepakatan damai dagang bisa segera terwujud.
Baca juga: BI sebut demo mahasiswa menambah kegelisahan pasar finansial
Komentar Trump tersebut disampaikan hanya satu hari setelah dia menuduh China mencuri kekayaan intelektual dan rahasia dagang AS yang sempat meredam optimisme untuk pemulihan hubungan jangka pendek antara kedua negara ketika pembicaraan antara negosiator perdagangan dilanjutkan dalam waktu dua minggu.
Dari internal, Bank Indonesia terus melakukan intervensi untuk menstabilkan mata uang rupiah dengan menjaga stabilitas di pasar uang, valas dan obligasi melalui perdagangan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
BI juga telah menggelontorkan sejumlah pelonggaran kebijakan moneter,dan menempuh sejumlah langkah bauran kebijakan untuk mengakomodir hal tersebut.
Di lain pihak, lanjut Ibrahim, pemerintah terus memantau perkembangan yang terjadi saat ini dan menurutnya hal itu merupakan suatu keharusan agar pertumbuhan ekonomi terus berkembang dan berkelanjutan sehingga stabilitas ekonomi dari sisi fundamental akan terus terjaga.
"Kondisi makro ekonomi yang mengendalikan sentimen dari berbagai sektor. Intinya fondasi ekonominya harus kuat dan pemerintah terus berkomunikasi dengan pelaku usaha mengenai Indonesia yang stabil dan tetap terkelola dengan baik," ujar Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.150 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.150 per dolar AS hingga Rp14.165 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.162 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.134 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah diperkirakan lanjut melemah, dibayangi sentimen eksternal
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019