Wakil Wali Kota Ambon Syarief Hadler membenarkan adanya lima korban meninggal dunia akibat gempa tektonik dengan magnitudo 6,8 di daerah itu pada Kamis, pukul 08.46 WIT.Seluruh beaya penanganan korban yang tertimpa longsor antara lain untuk evakuasi hingga pemakaman, ditanggung Pemkot Ambon
"Korban meninggal dilaporkan berjumlah lima orang dan yang luka-luka sebanyak tiga orang," katanya di Ambon, Kamis malam.
Penjelasan Hadler itu disampaikan saat mengunjungi sejumlah lokasi pengungsi korban gempa di kawasan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
Dalam kunjungan tersebut, ia didampingi Sekretaris Daerah Pemkot Ambon A.G. Latuheru, Dandim Pulau Ambon Letkol (Kav) Cecep Tendi Sutandi, dan petugas BMKG Andi Azhar. Pada kesempatan itu, ia juga mengajak masyarakat kembali ke rumah masing-masing karena kekuatan gempa semakin kecil dan tidak berpotensi tsunami.
"Satu dari lima warga yang meninggal dunia tertimbun longsoran pasir dan yang lainnya, termasuk-anak-anak tewas akibat tertimpa reruntuhan tembok rumah yang roboh saat terjadi gempa," kata dia.
Seluruh beaya penanganan korban yang tertimpa longsor antara lain untuk evakuasi hingga pemakaman, ditanggung Pemkot Ambon.
Baca juga: Pemkot Ambon ajak warga kembali ke rumah
Ia mengatakan telah terjadi 106 kali gempa susulan, sedangkan berdasarkan laporan BMKG, potensinya makin mengecil sebagaimana pengalaman serupa juga sudah terjadi di daerah lain, baik dalam maupun luar negeri.
Sementara Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon Muslimin mengatakan data yang dihimpun melalui BMKG Maluku dan potensi terkait, menyebutkan sedikitnya sembilan orang meninggal dunia di Pulau Ambon akibat gempa tektonik magnitudo 6,8.
Identitas korban tewas akibat gempa Bumi, yakni Narti Rumain tertimpa material bangunan rektorat IAIN, Mateis Frans tertimbun longsoran pasir di Nania, La Nai, warga Dusun Wailusun, Desa Waai, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon), Kabupaten Maluku Tengah.
Selain itu, Joy Nanloy (2) di Lembah Argo, Desa Passo, Kecamatan Baguala (Kota Ambon) tertimpa reruntuhan bangunan rumah, Hamid Laisouw dan Aisya Marwapey di kawasan Batu Pintu, Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Nona Messy Letlora (27) di Skip RT005/004, Kecamatan Sirimau.
"Untuk korban Messy Letlora meninggal dunia di Rumah Sakit Bhakti Rahayu Ambon karena terjatuh saat melarikan diri," katanya.
Selain itu, Jahia (56) di kawasan Kelurahan Silale (Kota Ambon) terjatuh saat menyelamatkan diri dari gempa dan meninggal dunia di RST dr. Latumeten Ambon serta Hj Kebo (75) di Desa Nania yang juga jatuh akibat menyelamatkan diri dan meninggal dunia di Rumah Sakit Otokwik Passo-Ambon.
Korban luka-luka tiga orang, yakni Djamila Lasaiba di kawasan IAIN Ambon yang tertimpa bangunan dan dirawat di Rumah Sakit Al-Aqhsa Manusela, Gamar Assagaf juga di IAIN dan dirawat di Puskesmas Air Besar.
Satu korban lainnya, Wias berusia delapan bulan di Desa Batumerah karena tertimbun reruntuhan bangunan dan dirawat di RS Bhayangkara Tantui Ambon.
Baca juga: Sejumlah warga masih berlindung di Masjid Baiturahman
Baca juga: BNPB: Sejumlah fasilitas umum rusak akibat gempa Ambon
Pewarta: Daniel Leonard
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019