"Jadi di Biak nanti setidaknya ada dua jenis bandar antariksa, yang skala kecil lebih banyak untuk kegiatan uji terbang dan untuk peluncuran roket-roket skala kecil sedangkan untuk bandar antariksa skala besar itu dalam pola kerja sama untuk kemitraan internasional," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin kepada wartawan dalam ekspose kerja sama di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta, Jumat.
Pembangunan bandar antariksa itu memerlukan bantuan dan dukungan semua pihak, karenanya Lapan akan bermitra dengan Pemerintah Kabupaten Biak, kementerian dan lembaga yang terkait terutama dalam mengatasi masalah keterbatasan anggaran.
Baca juga: Lapan tanda tangani 15 perjanjian kerja sama dengan lembaga dan pemda
Baca juga: Drone untuk pengangkut manusia diluncurkan LAPAN
Bandar antariksa skala kecil digunakan untuk keperluan uji peluncuran Roket Sonda yang dibuat oleh Lapan, sedangkan bandar antariksa besar yang dibangun dan dioperasikan dalam pola kerja sama internasional.
"Untuk bandar antariksa skala besar ini tentu penggunanya akan lebih banyak mitra internasional sehingga nanti dari segi pembangunannya dan pengoperasiannya itu kami akan kerja sama dengan mitra internasional," ujarnya.
Sesuai rencana induk 25 tahun yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 45 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan, ada lima kegiatan yang difokuskan untuk dikembangkan dan dimanfaatkan lebih lagi yakni sains antariksa, penginderaan jauh, penguasaan teknologi antariksa, peluncuran, dan kegiatan komersial keantariksaan.
Ditargetkan akan ada peluncuran satelit langsung dari wilayah Indonesia pada tahun 2040. Peluncuran satelit dari bumi Indonesia merupakan salah satu visi keantariksaan Indonesia bahwa pada 25 tahun ke depan ingin menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan antariksa bisa memajukan Indonesia.
"Cita-cita 25 tahun ke depan sampai 2040 sudah bisa membuat satelit sendiri, meluncurkan dengan roket sendiri dari bandar antariksa di wilayah Indonesia. Di dalamnya tentu ada pemanfaatan sains penginderaan jauh yang lebih canggih lagi sehingga memberikan manfaat yang lebih baik," ujarnya.*
Baca juga: Lapan bahas roadmap industri pesawat terbang nasional AeroSummit 2019
Baca juga: LAPAN wilayah Sulsel: Terpantau ada 3.296 hotspot karhutla
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019