"Perkiraan hujan lokal akan masih terjadi dalam beberapa hari ke depan di hampir seluruh wilayah di Kalsel," kata Staf Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, Muhammad Shaaimul Qadri di Banjarbaru, Sabtu.
Shaaimul menjelaskan, fenomena hujan lokal diartikan hujan yang jatuh di daerah tertentu saja alias tidak merata. Untuk Kalsel saat ini, terjadinya di siang hingga sore hari.
Baca juga: Titik panas di Kalsel capai angka tertinggi
"Pola curah hujan lokal memiliki ciri yang berkebalikan dengan pola hujan monsunal, yaitu saat wilayah pola hujan monsunal mengalami musim hujan, maka wilayah dengan pola hujan lokal mengalami musim kemarau dan itu saat ini terjadi di Kalsel," ujarnya.
Meski masuk kategori hujan lokal, kata Shaaimul, namun masyarakat tetap harus mewaspadai potensi terjadinya hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
"Jika udara yang berkondensasi banyak dan kondisi atmosfer tidak stabil, maka tumbuh awan jenis cumulonimbus yang dapat menyebabkan hujan lebat yang juga berpotensi diiringi petir," jelasnya.
Hujan yang mengguyur pun tak lantas membuat sebaran titik panas hilang semua. Dari pantauan Satelit Terra, Aqua dan Suomi NPP yang dikutip BMKG, pada Sabtu sore terdapat 61 hotspot, meningkat dari kondisi pagi harinya yang hanya tiga hotspot.
Untuk sebaran hotspot terlihat di Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Balangan, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Adapun daerah yang masih waspada
terhadap kemudahan lahan terbakar, tambah Shaaimul, yakni Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan Tanah Laut.
Berdasarkan pantauan Antara sepanjang Sabtu dari pagi hingga petang, wilayah Kota Banjarbaru yang selama ini paling terdampak kabut asap akibat kebakaran lahan di Guntung Damar sekitar Bandara Syamsudin Noor, udara terlihat cerah tanpa asap.
Baca juga: BMKG perkirakan musim kemarau hingga pertengahan November
Pewarta: Firman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019