"Dzikir adalah mengingat. Artinya adalah mengingat Allah SWT yang terucap lewat lidah atau dalam hati," kata Ketua MUI Kota Palu, Prof Dr KH Zainal Abidin MAg.
Ia menjadi pembicara atau pembawa hikmah dalam dzikir akbar yang di laksanakan oleh Pemuda Central Celebest kerjasama Pemuda Karampe, Besusu, Lolu, didukung pemerintah Kota Palu.
Abidin yang merupakan guru besar pemikiran Islam modern di Institut Agama Islam Negeri Palu, mengemukakan, ada empat arti dari satu peristiwa bencana alam yang terjadi.
Ia menguraikan, pertama bencana alam bencana alam yang terjadi merupakan suatu peristiwa yang bukan karena ulah manusia. "Karena itu, bencana yang terjadi bukan karena ulah seseorang. Melainkan karena ketetapan," sebut ketua ketua FKUB Sulawesi Tengah itu.
Juga baca: Mengembalikan roda kehidupan masyarakat Palu
Juga baca: Setahun Bencana Sulteng-Wali Kota Palu ziarah pemakaman masal bencana
Juga baca: Setahun bencana Sulteng, ribuan korban berdoa di eks tsunami Palu
Kemudian yang kedua, bencana dapat mengandung arti suatu peristiwa yang terjadi disebabkan karena ulah manusia atau yang disebut dengan sebutan musibah.
Selanjutnya yang ke tiga, disebut dengan sebutan fitnah atau ujian. Berikutnya yang ke empat bencana dapat mengandung arti, azab atau siksa dari Allah.
"Karena itu tidak boleh ada menyebutkan bahwa gempa bumi, tsunami dan likuefaksi adalah adzab. Sebab, tidak ada yang berhak menyatakan itu adzab. Hanya Allah yang berhak dan Allah lah yang lebih tahu," ujar rois syuria Nahdlatul Ulama Sulawesi Tengah itu.
Sementara itu Wali Kota Palu Hidayat menghimbau kepada masyarakat agar menghadapi bencana yang terjadi dengan kesabaran. Ia menyebut, doa dari kita semua dapat membantu para korban yang telah mendahului untuk mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah.
Karena itu, melalui momentum tersebut ia mengajak kepada umat Islam dan masyarakat di Kota Palu untuk mengirimkan doa. "Semoga apa yang dilakukan menjadi amal ibadah di sisi Allah," katanya.
Dzikir bersama dan pemanjatan doa di pimpin oleh Pimpinan Majelis Dzikir Nurul Khairaat Habib Shaleh.
\
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019