Pelari berusia 32 tahun itu sebelumnya meraih emas pada Kejuaraan Dunia 2009, 2013, dan 2015. Tahun ini, ia berhasil menambah gelarnya setelah mencatatkan waktu 10,71 detik pada final yang berlangsung di Stadion Internasional Khalifa.
Sebelumnya, Fraser-Pryce absen pada Kejuaraan Dunia 2017 karena cuti hamil dan melahirkan. Namun, ia kembali menggebrak lintasan lari jarak pendek dan jadi lawan terberat di tahun ini. Bahkan ia telah mendominasi sejak babak pertama dan keluar sebagai pemenangan dengan catatan waktu 10,80 detik.
Baca juga: Tajay Gayle sumbang emas pertama untuk Jamaika
Sementara medali perak diraih oleh sprinter Inggris Asher-Smith yang finish di posisi kedua dengan catatan waktu 10,83 detik. Disusul di posisi ketiga ada peraih medali perak Kejuaraan Dunia 2017 Marie-Josee Ta Lou dengan catatan waktu 10,90 detik.
Elaine Thompson, yang merupakan rekan senegara Fraser-Pryce sekaligus peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 harus puas di posisi keempat dengan catatan waktu 10,93 detik.
Fraser-Pryce yang mengenakan wig kuning itu pun merayakan kemenangannya dengan menggendong putranya Zyon.
“Bisa kembali berdiri di sini di usia 32 tahun dan menggendong bayi saya adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Saya tidak bisa tidur tadi malam. Terakhir kali saya berada di kejuaraan besar adalah pada 2016. Tetapi dengan ketangguhan hati kita pasti bisa mendapatkan apa yang diinginkan,” kata Fraser-Pryce seperti dikutip laman resmi IAAF.
"Saya tidak bisa mempercayainya. Saya bekerja sangat keras untuk kembali (berkompetisi).”
“Zyon dan suami saya adalah sumber kekuatan saya. Ketika semua orang meragukan saya, mereka tidak pernah melakukannya,” ujar Fraser-Pryce.
Baca juga: Christian Coleman juara dunia 100 meter
Baca juga: DeAnna Price jadi perempuan AS pertama raih juara dunia lontar martil
Baca juga: Kejuaraan Dunia Atletik, Zohri gagal tembus semifinal lari 100 meter
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019