• Beranda
  • Berita
  • Tiket kereta cepat Jakarta-Bandung termurah dibanderol Rp300 ribu

Tiket kereta cepat Jakarta-Bandung termurah dibanderol Rp300 ribu

1 Oktober 2019 14:17 WIB
Tiket kereta cepat Jakarta-Bandung termurah dibanderol Rp300 ribu
Menteri BUMN Rini Soemarno (tengah) bersama Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian (kanan) dan Dirut PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Chandra Dwiputra (kiri) meninjau pemasangan girder pertama di Casting Yard 1 KM 26 Tol Jakarta-Cikampek, Cikarang Utama, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (30/9/2019). Knstruksi Kereta Cepat Jakarta - Bandung sudah mencapai 27 persen dan ditargetkan beroperasi pada 2021. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/aww.

Pokoknya disesuaikan dengan kondisi saat ini jadi kira-kira Rp300 ribu kelas dua

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan membanderol harga tiket untuk kelas 2 penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung maksimal sebesar Rp300 ribu per orang.

Kereta cepat, yang ditargetkan dapat memangkas waktu tempuh Jakarta-Bandung dari 180 menit menjadi 46 menit itu akan melayani tiga kelas penumpang, yakni VIP, kelas 1 dan kelas 2.

Direktur Utama KCIC Chandra Dwiputra di Kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta, Selasa, mengatakan pertimbangan harga tiket termurah itu telah mempertimbangkan kondisi daya beli masyarakat.

Harga tiket kereta api reguler saat ini untuk Jakarta-Bandung sebesar Rp150 ribu hingga Rp300 ribu dengan memakan waktu tempauh tiga jam. Jika waktu tempuh dipangkas hingga hanya menjadi 45 menit, maka KCIC memandang harga tiket maksimal Rp300 ribu per orang sudah relevan.

"Pokoknya disesuaikan dengan kondisi saat ini jadi kira-kira Rp300 ribu kelas dua," ujarnya.

Baca juga: Menteri BUMN resmikan pemasangan girder pertama kereta cepat

Chandra menjelaskan ada beberapa kendala untuk menutaskan pembangunan proyek kereta cepat yang akan mengandalkan armada canggih CR400AF MU itu. Namun dia optimistis waktu perdana operasional proyek tersebut dapat berjalan pada 2021.

Kendala yang menghambat itu antara lain pembebasan lahan dan juga relokasi sejumlah infrastrutur listrik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

"Lahan sebenarnya tinggal sedikit lagi, tidak sampai 1 persen. Itu ada di Bandung, di pinggir tol," kata Chandra.

Dia memastikan bahwa pembangunan infrastruktur pada akhir Desember 2019 sudah dapat mencapai 50 persen. Sejauh ini, KCIC mengklaim prosesnya hampir 35 persen.

"Kami sudah jalankan satu tahun lebih, tinggal dua tahun lagi," katanya.

Chandra menuturkan untuk memastikan kesiapan operasional di 2021, KCIC juga mulai merekrut Sumber Daya Manusia untuk proyek kereta cepat seperti untuk posisi masinis. Perusahaan membutuhkan sebanyak 36 masinis. Selain itu, KCIC juga akan merekrut karyawan untuk pemeliharaan trase dan kereta.

KCIC rencananya mengambil sumber daya manusia (SDM) dari Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) dan Politeknik Perkeretaapian Indonesia (API).

"Sekarang sedang proses dengan STTD yang di Bekasi sama API (Akademi Perkeretaapian Indonesia) yang di Madiun. Mungkin harapan 36 (masinis), kemudian control center, control center cukup banyak, pemeliharaan banyak," kata dia.

Baca juga: PUPR sterilkan 500 perlintasan bagi KA semi cepat Jakarta-Surabaya

Baca juga: Menteri BUMN: Manfaatkan keterbukaan transfer teknologi kereta China
 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019