"Saya kira DPR RI yang baru perlu diperkuat dengan lembaga seperti Kantor Anggaran Parlemen atau Congressional Budget Office di Amerika Serikat," ujar Direktur Center for Indonesia Taxation Analysis di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, lembaga tersebut memiliki pengaruh kuat di negara asalnya sehingga DPR RI baru jika tidak dilengkapi dengan lembaga ini dapat menjadi kurang efektif, sehingga parlemen perlu diperkuat secara kelembagaan, didukung oleh ahli-ahli yang kompeten, dengan anggaran yang cukup agar lembaga ini menjadi pengawas anggaran yang bagus.
Selain itu anggota parlemen yang baru harus mengedepankan semangat belajar. Lima tahun merupakan waktu yang panjang, belajar dulu dan gunakan kesempatan selama tiga bulan pertama untuk melakukan capacity building.
Anggota parlemen baru perlu mengundang ahli, pakar, akademisi serta para pemangku kepentingan untuk mendengarkan mereka, sehingga memiliki pemahaman yang baik mengenai bagaimana penyusunan undang-undang, tentang hukum, kebijakan dan cara komunikasi yang baik.
"Saya kira waktu enam bulan alangkah baiknya dimanfaatkan oleh para anggota parlemen baru untuk mempelajari hal-hal tersebut, baru setelah itu mereka mulai menyusun prioritas," kata Yustinus.
Sebelumnya pada Selasa (1/10), sebanyak 575 anggota DPR terpilih, 289 orang di antaranya petahana, sementara anggota DPD terpilih sebanyak 136 orang dilantik untuk periode 2019-2024.
Pimpinan sidang sementara DPR Abdul Wahab Dalimunthe membuka sidang pelantikan anggota DPR-DPD-MPR RI yang berlangsung di kompleks Gedung DPR-MPR.
Politikus Partai Demokrat berusia 80 tahun yang merupakan anggota DPR tertua itu, berduet dengan Hillary Brigitta Lasut sebagai anggota termuda berusia 23 tahun dari Partai Nasdem.
Baca juga: Anggota parlemen baru perhatikan catatan merah periode lalu
Baca juga: Warganet menaruh harapan besar kepada anggota DPR RI baru
Baca juga: Anggota DPR baru diharapkan lebih maksimal dalam pencegahan korupsi
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
