Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Harmensyah mendorong penguatan Program Sekolah Aman Bencana di Sumatera Barat untuk kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana di daerah itu.tidak saja mampu menyelamatkan diri secara mandiri, tetapi nantinya juga bisa menjadi agen untuk menyosialisasikan program mitigasi
"Murid dari PAUD hingga SMA/SMK harus diberikan pemahaman mitigasi sehingga tidak saja mampu menyelamatkan diri secara mandiri, tetapi nantinya juga bisa menjadi agen untuk menyosialisasikan program mitigasi di tengah masyarakat," katanya di Padang, Selasa.
Dia menjelaskan program itu bisa dilakukan dengan cara "road show" dari BPBD secara bertingkat, sesuai kewenangan sekolah. Misalnya, BPBD provinsi untuk SMA/SMK dan BPBD kabupaten/kota untuk PAUD hingga SMP.
Selain "road show", penguatan program itu bisa dilakukan secara berkala setiap minggu melalui upacara bendera setiap Senin. Kegiatan itu, bisa pula dipandu oleh guru-guru yang telah mendapatkan pelatihan terlebih dahulu sehingga tidak memerlukan dana yang besar untuk dilakukan.
Baca juga: BPBD Rejang Lebong bentuk sekolah aman bencana
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sumbar Syahrazad Jamil mengatakan pihaknya telah memberikan pelatihan kepada 500 guru SMA/SMK pada 2018 untuk memperkuat Program Sekolah Aman Bencana tersebut.
Tahun ini direncanakan dilakukan pelatihan kembali untuk 500 guru SMA/SMK sehingga makin banyak sekolah yang tanggap bencana di provinsi itu.
Namun, kata dia, untuk PAUD, SD, dan SMP kewenangan pemerintah kabupaten dan kota.
Meski demikian, BPBD Provinsi Sumbar bisa mengoordinasikan dengan BPBD kabupaten dan kota karena murid PAUD dan SD paling rentan menjadi korban jika terjadi bencana.
Diharapkan dengan adanya materi mitigasi bencana yang berkelanjutan dari PAUD hingga SMA, akan tercipta generasi yang tangguh bencana di Sumbar.
Baca juga: Sleman kukuhkan 30 satuan pendidikan aman bencana
Baca juga: Yogyakarta harapkan sekolah susun perencanaan mitigasi bencana
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019