• Beranda
  • Berita
  • Sleman kukuhkan 30 satuan pendidikan aman bencana

Sleman kukuhkan 30 satuan pendidikan aman bencana

13 Februari 2019 17:18 WIB
Sleman kukuhkan 30 satuan pendidikan aman bencana
Sekolah Siaga Bencana Petugas mengevakuasi pelajar korban gempa saat simulasi bencana gempa bumi dalam rangkaian peluncuran Sekolah Siaga Bencara (SSB) di SDN Baluwarti, Kotagede, Yogyakarta, Rabu (6/4). SDN Baluwarti saat ini telah diresmikan menjadi SSB dengan adanya kurikulum mitigasi bencana dalam kegiatan belajar sebagai upaya mencetak manusia yang tangguh dalam menyikapi lingkungannya. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Kabupaten Sleman memiliki tujuh potensi bencana, salah satunya hujan dengan intensitas deras dan angin puting beliung

Sleman (ANTARA News) - Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengukuhkan 30 anggota Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang terdiri dari pelajar, guru dan wali murid di SD Negeri Rejodani, Jalan Palagan Tentara Pelajar Km.11, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Rabu.

Sebelum pengukuhan tersebut, seluruh warga sekolah SD Negeri Rejodani melakukan simulasi bencana hujan deras dan angin puting beliung.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Joko Supriyanto mengatakan pembentukan SPAD tersebut merupakan salah satu wujud kesiapsiagaan warga sekolah dalam menghadapi bencana.

"Mengingat Kabupaten Sleman memiliki tujuh potensi bencana, salah satunya hujan dengan intensitas deras dan angin puting beliung yang biasa terjadi di daerah Rejodani," katanya.

Menurut dia, BPBD Sleman berusaha mengimplementasikan dengan mensinergikan berbagai elemen yaitu pemerintah, masyarakat, dan pengusaha agar bisa terwujud masyarakat Sleman yang tanggap, tangkas, dan tangguh dalam menghadapi bencana.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan melalui pengukuhan dan gladi lapang tersebut diharapkan mampu memberikan edukasi tanda-tanda bencana sejak dini kepada anak-anak, sehingga dapat meminimalisir dampak bencana dan langkah mitigasinya.

"Melalui pemberian bekal kesiapsiagaan melalui gladi lapang bencana hujan deras dan angin puting beliung ini, diharapkan dapat meminimalisir dampak jika terjadi bencana," katanya.

Sri Muslimatun berpesan kepada sekolah SD Negeri Rejodani untuk rutin melakukan simulasi penanganan bencana.

"Saya juga berharap kepada sekolah lain yang ada di Kabupaten Sleman dapat membentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana di Sekolah (SPAB)," katanya.

Dengan dikukuhkannya Satuan Pendidikan Aman Bencana di SD Negeri Rejodani sebagai sekolah siaga bencana, maka di Kabupaten Sleman hingga saat ini terdapat 58 Sekolah dengan predikat sebagai Sekolah Siaga Bencana.

Baca juga: Sleman berencana tambah sekolah dan desa siaga bencana
Baca juga: Kurikulum sekolah siaga bencana di Garut disiapkan untuk TK hingga SMP

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019