• Beranda
  • Berita
  • Achmad Wahyudin optimistis PDIP-PKB berkoalisi di Pilkada Surabaya

Achmad Wahyudin optimistis PDIP-PKB berkoalisi di Pilkada Surabaya

1 Oktober 2019 18:03 WIB
Achmad Wahyudin optimistis PDIP-PKB berkoalisi di Pilkada Surabaya
Bakal Calon Wakil Wali Kota Surabaya, Achmad Wahyuddin (kanan) (Abdul Hakim)
Mantan Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Surabaya Achmad Wahyuddin atau dikenal Wahyuddin Husein optimistis akan ada koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan dan PKB dalam memenangkan Pilkada Surabaya 2020.

"Insya Allah pada saatnya akan terjadi koalisi (PDIP-PKB)," kata Achmad Wahyuddin di Surabaya, Selasa.

Baca juga: Demokrat siapkan Herlina "Ahok perempuan" maju Pilkada Surabaya 2020

Baca juga: Istri mantan wali kota daftar calon wali kota Surabaya 2020 di PDIP

Baca juga: Samuel Teguh Santoso deklarasi Cawali Surabaya 2020 jalur independen


Pria yang juga akrab disapa Kaji Udin ini sebelumnya memang sudah mendaftar penjaringan sebagai Bacawawali PDI Perjuangan untuk Pilkada Surabaya 2020. Ia mendaftar pada 14 September 2019 dan sudah menjalani uji kelayakan dan kepatutan bersama puluhan bakal calon yang lain.

Kaji Udin menyatakan dirinya adalah representasi dari kalangan nahdliyin. Sebab dalam karir politiknya, ia adalah kader PKB. Ia pernah menjabat ketua DPC PKB Surabaya dan pernah menjadi legislator tiga periode juga berasal dari PKB.

Selain itu, ia juga pernah aktif di Nahdlatul Ulama (NU). Apalagi, ia juga sudah menjalin komunikasi dengan jajaran pengurus DPC PKB Surabaya, termasuk dengan Ketua DPC PKB Surabaya Musyafak Rouf.

Ia mengatakan pula koalisi PDIP-PKB akan menjadi kekuatan hebat di Surabaya. PDI Perjuangan yang nasionalis dan PKB religius. "Akan sangat bagus jika koalisi merah dan hijau. Nasionalis religius," katanya.

Bahkan ia menyatakan sudah meminta restu dari mantan Ketua DPW PKB Jawa Timur Choirul Anam, Senin (30/9) malam.

"Beliau memberikan support dan arahan. Saya terus diminta melakukan gerakan politik untuk bertemu dengan tokoh-tokoh NU Surabaya dan tokoh Surabaya, sebagaimana dulu pernah saya dilakukan," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan dirinya memang memilih daftar sebagai Bacawawali dari PDI Perjuangan karena beberapa alasan. Menurutnya, menjadi pemenang pemilu di Surabaya, kans PDI Perjuangan untuk memenangkan pilkada juga besar.

Sebagai pemenang, PDI Perjuangan hampir tidak mungkin mengusung kader lain yang akan direkomendasi sebagai bakal cawali. Untuk itu, ia memilih mendaftar sebagai bakal cawawali Surabaya.

"PDI Perjuangan adalah partai pemenang. Idealnya pemenang punya kans lebih besar sebagai wali kotanya," katanya.

Meski demikian, ia menyatakan sudah menyiapkan visi misi. Namun karena berposisi sebagai bacawawali, visi misi tersebut nantinya akan disesuaikan dengan visi misi bakal cawali.

Di sisi lain, mantan anggota Komisi A DPRD Surabaya ini mengatakan optimismenya akan mendapatkan rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan juga didasari bahwa dirinya telah berpengalaman.

Menurut dia, semasa menjadi ketua DPC PKB Surabaya, kepemimpinannya mampu meloloskan 11 legislator PKB di DPRD Surabaya.

"Saya bilang saya berpengalaman. Saya pernah jadi menjadi ketua dan membesarkan partai di Surabaya dan cukup berhasil. Sebelum mengakhiri jabatan di DPRD, saya juga menjadi ketua Pansus RPJMD Tahun 2005. Jadi saya ikut merancang Surabaya pada saat itu," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019