"Melihat fenomena sekarang bahwa pelajar bukan ranahnya mewakili aspirasi di lapangan dengan berdemonstrasi, apalagi merusak fasilitas umum. Seharusnya pelajar itu menunjukkan prestasi dan kapabilitasnya untuk bangsa dan negara serta berani bersaing di dunia Internasional," kata Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Pusat IPNU Muhamad Muhadzab, di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Di Forum Pemimpin Muda ASEAN IPNU bicara isu lingkungan
Muhadzab menyoroti fakta banyaknya pedemo diamankan penegak hukum yang ternyata hanya menggunakan seragam pelajar.
Hal itu, kata dia, membuktikan bahwa ada pihak yang sengaja menginginkan atau memanfaatkan demonstrasi untuk menciptakan kericuhan dengan menjadikan pelajar sebagai perisai.
Baca juga: Demonstran pelajar di dekat Stasiun Palmerah mulai lempari polisi
"Sejumlah video yang beredar membuktikan bahwa sebagian pendemo ketika diamankan pihak kepolisian ternyata hanya berpura-pura sebagai pelajar. Mereka mengenakan seragam pelajar, menyusup untuk membuat kericuhan dan pengrusakan fasilitas dengan bayaran. Pelajar jangan mau dijadikan kedok atau tameng pihak-pihak tertentu yang ingin membuat situasi di Indonesia semakin memanas," katanya.
Muhadzab pun mengingatkan para pelajar untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan dari pada ikut berdemo ke DPR. Ke depan pelajar banyak tantangan dan juga banyak persaingan.
Baca juga: Ganjar minta KPAI turun tangan cegah pelajar unjuk rasa
"Bila tidak meningkatkan kualitas dan kapabilitasnya, maka pelajar tidak termasuk bonus demografi di negara kita tercinta ini," kata mantan Ketua IPNU DKI Jakarta ini.
Di sisi lain, ia berharap pihak sekolah mampu lebih serius dalam mengawasi siswanya baik dalam sekolah maupun ketika pulang sekolah.
Baca juga: Mendikbud katakan ada pendemo bukan siswa kenakan pakaian sekolah
“Sekolah harus intensif mengawasi, berikan sanksi serius yang ikut-ikutan demo di lapangan. Dalam demo ini ternyata banyak dimanfaatkan oleh oknum yg berpakaian sekolah dan dibayar, hal ini telah jelas demo bukan karena kepentingan masyarakat tapi ada yang tidak suka Indonesia aman dan damai," tegasnya.
Anggota DPR RI Ahmad Sahroni sebelumnya berpesan terhadap kaum muda, khususnya para pelajar untuk berpikir rasional dan tidak mudah terhasut isu yang beredar di media sosial.
"Ini bangsa harus kita cintai seutuhnya. Ke depan, bangsa semakin modern dan teknologi semakin luar biasa. Jangan termakan isu di media sosial, belajar berpikir tentang rasional. Jangan terbawa hasutan isu yang sedang diramaikan," pesan Sahroni saat menjadi pembicara di Student Council Conference bertema 'Berani Mulai Perubahan' yang diadakan Scorence di Conclave Simatupang, Jakarta, Minggu (29/9).
Media sosial ini dalam hitungan detik, kalian semua bisa tahu, tapi apakah informasi di media sosial itu benar adanya? Belum tentu. Belajar menyikapi yang ada secara rasional, kata Sahroni yang kembali dilantik menjadi anggota DPR RI.
Terkait aksi demonstrasi dilakukan mahasiswa dan pelajar beberapa hari lalu di Gedung DPR, Pria yang tercatat sebagai anggota Komisi I DPR RI periode 2019-2024 ini, mengakui banyak yang mempertanyakan proses rencana pengesahan undang-undang maupun isu krusial di dalamnya.
Berbagai pertanyaan itu disampaikan melalui direct message (DM) di akun instagram miliknya. Meski banyak yang "menghajar" para wakil rakyat pada saat itu, termasuk dirinya, namun Sahroni menerangkan proses dilakukan anggota Parlemen maupun kebenaran dari isu yang selama ini dijadikan viral.
"Saya dihajar melalui DM, dipertanyakan semua prosesnya. Saya jelaskan. Kita jangan hanya menerima informasi sesat saja," ucap politisi Partai NasDem ini.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019