"Digitalisasi pendidikan merupakan solusi untuk mengatasi disparitas akses pendidikan. Ini termasuk ke dalam program prioritas pendidikan," ujar Gogot di Jakarta, Selasa.
Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari negara kepulauan, lanjut dia, menyebabkan kualitas pendidikan daerah satu dengan yang lainnya berbeda.
Selain itu, Kemendikbud juga memberikan bantuan sarana pembelajaran berbasis Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) dan melatih guru di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) untuk meningkatkan kompetensi TIK.
Baca juga: Mendikbud harap digitalisasi sekolah bisa atasi kesenjangan pendidikan
Kemendikbud melatih sebanyak 124 guru di daerah 3T dari jenjang SD hingga SMA/SMK. Peserta berasal dari Sumatera Barat, NTB, NTT, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat, dan Gorontalo.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, mengatakan Kemendikbud menargetkan memberikan sarana pembelajaran TIK dengan target 1.800 sekolah. Sebagian sekolah penerima bantuan TIK, telah menerima bantuan akses internet melalui " Universal Service Obligation" kerja sama dengan BAKTI Kementerian Kominfo.
"Semoga dengan bantuan yang diberikan bisa meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah," kata Didik.
Menurut Didik, bukan saatnya lagi kualitas pendidikan di desa kalah dengan di kota. Dengan digitalisasi pendidikan, maka bisa melakukan pemerataan kualitas pendidikan.
Baca juga: Membangun SDM 3T melalui dunia maya
Baca juga: Indohun tawarkan digitalisasi dunia pendidikan
Pewarta: Indriani
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019