PT Pertamina EP Asset 4 Cepu Field memberi bantuan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) batik kepada perajin batik binaan Pratiwi Krajan di Kelurahan Ngelo Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, sebagai bagian mewujudkan pengembangan batik ramah lingkungan serta memperingati Hari Batik Nasional.Ini bisa menjadi percontohan IPAL Batik di Wilayah Kabupaten Blora
Cepu Field Manager Afwan Daroni kepada wartawan di Surabaya, Rabu mengatakan IPAL tersebut nantinya juga dibangun di Kelompok Batik Manggar di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora.
"IPAL merupakan strategi dan sistem yang dirancang untuk mengatasi isu kesehatan, produksi bersih, dan ramah lingkungan. IPAL tersebut dibangun dengan kapasitas limbah cair sebanyak 20 meter kubik, atau setara dengan 400 potong kain batik. Sistem pengolahan limbah mencakup ilmu kimia, biologi dan fisika menggunakan biofilter dan arang," katanya.
Baca juga: Ganjar tak mau batik mati karena limbahnya
Ia mengatakan air limbah batik yang dibuang ke lingkungan mengikuti Permen KLHK nomor 5 tahun 2014 tentang ketentuan baku mutu air limbah industri tekstil.
Selain bangunan fisik IPAL, Cepu Field juga memberikan pelatihan pengoperasiannya serta pengolahan daur ulang bekerjasama dengan Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta.
"Sebanyak 20 orang peserta dari tiga kelompok perajin binaan Pertamina kami ikutkan pelatihan tersebut, di antaranya dari Kelurahan Ngelo Kecamatan Cepu, Desa Sumber Kecamatan Kradenan dan Desa Nglebur Kecamatan Jiken," katanya.
Baca juga: Limbah gondorukem bantu atasi kebutuhan bahan batik
Afwan menargetkan penggunaan daur ulang sampai 98 persen, sehingga mendapatkan sertifikat industri hijau, dan bisa menjadi batik ramah lingkungan.
"IPAL yang kami bangun tersebut sudah sesuai dengan standar dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ini bisa menjadi percontohan IPAL Batik di Wilayah Kabupaten Blora," katanya.
Ketua Kelompok Batik Pratiwi Krajan, Pancasunu Puspitosari bersyukur dengan bantuan dari program Corporate Social and Responsibility (CSR) Pertamina EP Asset 4 Cepu Field.
"Saya berterima kasih sekali dengan bantuan dari CSR ini. Karena sangat bermanfaat untuk kebutuhan industri batik rumahan," katanya.
Selama ini, kata dia, sudah ada bak limbah sederhana untuk membuang limbah batik, namun dengan berjalannya waktu kualitas baku mutu air untuk dibuang ke lingkungan sudah mulai menurun karena banyaknya jumlah batik yang diproduksi.
"Dengan dukungan tersebut, kami merasa tak canggung lagi kepada lingkungan masyarakat, terutama persoalan limbah. Justru kami bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa batik yang diproduksi sudah ramah lingkungan," katanya.
Baca juga: Mahasiswa UI ciptakan alat pengolah limbah batik
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019