"Karena banyak sekali kejadian kekurangpahaman atau informasi minim, dan ini sudah ditindaklanjuti oleh para rektor melakukan sosialisasi secara mandiri mengundang para perancang KUHP untuk memberikan penjelasan sehingga kita menempatkan mahasiswa itu setuju karena paham dan tidak setuju juga karena paham," kata Ketua FRI Yos Johan Utama di halaman Istana Negara, Jakarta pada Kamis.
Yos bersama sejumlah rektor tergabung dalam FRI telah melakukan audiensi bersama Presiden Joko Widodo.
Dalam pertemuan itu, Yos mengajak seluruh pihak untuk menahan diri guna menciptakan suasana bangsa yang kondusif. Rektor Universitas Diponegoro Semarang itu juga mengusulkan dibukanya ruang dialog konstruktif.
Selain itu Yos juga mengimbau mahasiswa untuk melihat RUU secara keseluruhan, tidak hanya sepotong-sepotong.
"Ada di belakangnya 'asbabul nuruj' dan 'asbabul nuzulnya'. Kalau seperti itu kita harus ada teori dan prinsip," kata Yos.
Dia juga menilai terkait UU KPK yang sudah disahkan, agar jika ada pihak yang mempermasalahkan maka dapat mengajukan sesuai konstitusional.
Sejumlah rektor yang turut dalam acara itu yakni Rektor Universitas Hasanudin Prof Dr Dwia Aries Tina, Rektor ITB Prof Dr Ir Kadarsah, serta Rektor IPB Dr Arif Satria.
Baca juga: DPR sepakat RKUHP dan empat RUU dibahas periode mendatang
Baca juga: Kemristekdikti fasilitasi diskusi bahas RKUHP
Baca juga: NasDem sarankan penolakan UU diselesaikan melalui dialog
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019