Ekspor produk kopi olahan memberikan pemasukan kepada devisa yang cukup besar
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim menyampaikan bahwa didorong oleh pertumbuhan kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia, kinerja industri pengolahan kopi di dalam negeri mengalami peningkatan yang signifikan.
“Contohnya, kita melihat roastery, cafe dan warung atau kedai kopi berkembang pesat, baik di kota besar maupun kota kecil,” kata Rochim lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
Melalui perkembangan tersebut, Indonesia yang awalnya dikenal sebagai produsen kopi, perlahan berkembang menjadi negara konsumen kopi.
Bahkan, industri pengolahan kopi nasional tidak hanya menjadi pemain utama di pasar domestik, tetapi juga telah merambah sebagai pemain global.
"Ekspor produk kopi olahan memberikan pemasukan kepada devisa yang cukup besar pada tahun 2018, dengan mencapai 579,98 juta dolar AS atau meningkat 19,1 persen dibanding 2017," ungkap Rochim.
Baca juga: Jokowi lepas kontainer ekspor kopi ke-250.000 dari Tangerang
Ekspor produk kopi olahan dari Indonesia yang didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi, telah menembus ke sejumlah pasar mancanegara di ASEAN, China, dan Uni Emirat Arab.
Kemenperin juga mencatat perdagangan produk kopi olahan pada tahun 2018 mengalami surplus lebih dari 420 juta dolar AS. Surplus perdagangan produk kopi olahan pada 2018 meningkat 10,28 persen dari surplus pada 2017.
"Dengan potensi pasar di dalam dan luar negeri yang masih terus berkembang, kami gencar memacu kinerja industri pengolahan kopi nasional agar bisa lebih berdaya saing global. Apalagi, sektor ini termasuk dalam kelompok industri makanan dan minuman, yang mendapat prioritas pengembangan sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0," paparnya.
Adapun kebijakan pengembangan industri pengolahan kopi di dalam negeri yang telah dijalankan, antara lain melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) seperti barista, roaster, dan penguji cita rasa (cupper).
Kemudian, peningkatan nilai tambah biji kopi di dalam negeri dan peningkatan mutu kopi olahan utamanya kopi sangrai (roasted bean) melalui penguasaan teknologi roasting.
"Kami juga mendorong pengembangan standar produk melalui SNI dan standar kompetensi kerja (SKKNI). Kami berharap di masa depan, Indonesia menjadi eksportir utama produk kopi olahan di Asia dan dunia. Apalagi, minum kopi telah menjadi gaya hidup masyarakat saat ini," imbuhnya.
Rochim menambahkan, Indonesia dikenal sebagai penghasil kopi terbaik dunia berdasarkan keragaman indikasi geografisnya. Saat ini, telah terdaftar 31 indikasi geografis kopi di Indonesia dan masih terus bertambah.
"Indonesia juga dikenal sebagai negara yang membudidayakan kopi varietas arabika, robusta, dan liberika," sebutnya.
Baca juga: Pertumbuhan industri kopi diharapkan dorong lahirnya lebih banyak petani kopi milenial
Baca juga: Kopi Arabika Kayumas ekspor perdana ke Amerika Serikat
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019