Kinerja ekspor komoditas pertanian dari Provinsi Kepulauan Riau terutama yang melalui Unit Pelaksana Teknis Karantina Batam di triwulan ke 3 tahun 2019 menunjukkan tren peningkatan.Kami mengapresiasi kinerja ekspor produk pertanian dari Batam. Terlebih yang diekspor bukan produk mentah, tapi sudah diolah sehingga dapat memberi nilai tambah
Untuk frekuensi ekspor tercatat meningkat hingga 38,8 persen, yaitu sebanyak 2.102 kali pada 2019, dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 1.515 kali pada periode yang sama.
"Kami mengapresiasi kinerja ekspor produk pertanian dari Batam. Terlebih yang diekspor bukan produk mentah, tapi sudah diolah sehingga dapat memberi nilai tambah, " kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Ali Jamil saat melakukan monitoring Tempat Pemeriksaan Lain Karantina di gudang pemilik industri olahan tembakau di Batam, Kamis.
Menurut dia, sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor, pihaknya memberikan jaminan kesehatan dan keamanan produk pertanian berupa Surat Kesehatan baik bagi tumbuhan dan hewan.
Guna mempercepat proses bisnis ekspornya, rangkaian tindakan pemeriksaan karantina dilakukan di gudang pemilik. Selain untuk mempercepat waktu arus barang saat di pengiriman, pemeriksaan dapat lebih efektif dan akurat karena dilakukan sebelum produk di kemas.
"Ini sesuai dengan instruksi Mentan, Barantan selaku fasilitator perdagangan pertanian harus kawal eksportir. Permudah dan beri layanan 'karpet merah', " ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta.
Baca juga: Akademisi: Penerapan teknologi dongkrak ekspor pertanian
Baca juga: Barantan optimalkan layanan "jemput bola" tingkatkan ekspor
Upaya percepatan layanan yang diberikan baik Barantan maupun oleh instansi terkait telah membuahkan hasil. Hal itu terlihat selain dari peningkatan frekuensi eksportasi, beberapa tolok ukur capaian ekspor juga mengalami peningkatan yang signifikan.
Diantaranya seperti jumlah eksportir komoditas pertanian yang meningkat dari 408 pelaku pada tahun lalu kini menjadi 447 pelaku atau naik sekitar 9,6 persen.
Dari sisi keberagaman produk juga mengalami peningkatan sebesar 24,1 persen dari 224 komoditas, menjadi 278 produk.
Sedangkan tonase ekspor komoditas pertanian dari Kepulauan Riau yang disertifikasi Karantina Batam juga meningkat sebanyak 4,5 persen yaitu sebanyak 438,5 ton hingga periode September pada tahun ini, atau setara dengan Rp13,4 triliun.
Pihaknya mengingatkan pemerintah daerah dan instansi terkait mulai mengembangkan dan menarik investor agar bisa membantu melakukan pengolahan komoditas pertanian setidaknya menjadi barang setengah jadi seperti ekspor serabut kelapa yang dilepas pada hari ini.
Pada saat yang sama, Kabarantan serta Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setdako Batam, Pebrialin juga melepas ekspor berbagai komoditas pertanian dengan total sebanyak 428,9 ton atau senilaii Rp4,4 milyar.
Komoditas yang juga dilepas terdiri tembakau tujuan Vietnam, bubuk kakao tujuan Rusia, serabut kelapa dan rumput laut tujuan China dan kelapa bulat tujuan China, Malaysia dan Thailand.
Kepala Karantina Pertanian Batam Joni Anwar, menjelaskan berdasarkan data otomasi barantan IQFAST, peningkatan ekspor melalui wilayah kerjanya meliputi berbagai sektor, diantaranya perkebunan, hortikultura, peternakan dan perikanan.
Akwang, salah satu eksportir tembakau yang juga menerima PC dari Barantan menyatakan bahwa target ekspor produk tembakau pada tahun ini bisa mengirim lebih dari 1.000 ton.
Baca juga: Pisang Pontianak masuk pasar ekspor
Baca juga: Direct Call pacu peningkatan ekspor pertanian Indonesia timur
Pewarta: Subagyo
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019