• Beranda
  • Berita
  • Ketersediaan air Waduk Kedung Ombo untuk irigasi dinilai kurang ideal

Ketersediaan air Waduk Kedung Ombo untuk irigasi dinilai kurang ideal

4 Oktober 2019 11:13 WIB
Ketersediaan air Waduk Kedung Ombo untuk irigasi dinilai kurang ideal
Dokumen - sejumlah petani tengah mengambil bibit tanaman padi untuk segera ditanam kembali. (ANTARA / Akhmad Nazaruddin Lathif)

Elevasi 79,64 meter tersebut merupakan informasi Kamis (3/10). Jika sampai awal penggelontoran dari Waduk Kedung Ombo melalui Bendung Klambu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menuju areal pertanian masih di bawah 85 meter, tentunya masih mengkhawatir

Ketersediaan air Waduk Kedung Ombo kurang ideal untuk irigasi guna memenuhi kebutuhan ribuan hektare sawah karena elevasinya berkisar 79,64 meter di atas permukaan laut (DPL), kata Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus, Akrab.

"Elevasi 79,64 meter tersebut merupakan informasi Kamis (3/10). Jika sampai awal penggelontoran dari Waduk Kedung Ombo melalui Bendung Klambu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menuju areal pertanian masih di bawah 85 meter, tentunya masih mengkhawatirkan," kata Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus Akrab di Kudus, Jumat.

Menurut dia, pasokan air dinilai aman ketika pada elevasi minimal 85 meter, sedangkan saat ini masih di bawahnya.

Baca juga: Ketersediaan air irigasi di sebagian wilayah Bantul 'kritis'

Sementara hasil kesepakatan, kata dia, penggelontoran air dari Waduk Kedung Ombo menuju areal pertanian petani di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Kudus dijadwalkan mulai 15 Otkober 2019 melalui Bendung Klambu Kletak.

Jadwal penggelontoran air irigasi pada pertengahan Oktober tersebut, kata dia, dengan catatan ramalan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada bulan November 2019 sudah mulai turun hujan dengan intensitas tinggi.

Sementara informasi dari BMKG, kata dia, awal November 2019 baru hujan ringan, sementara hujan dengan intensitas tinggi pada pekan ketiga.

"Jika hujannya hanya di sekitar wilayah lahan pertanian petani dan bukan di daerah tangkapan air Waduk Kedung Ombo tentunya percuma. Kalaupun hujannya masih ringan, tetapi Kedung Ombo elevasinya maksimal tentu petani akan tenang," ujarnya.

Baca juga: Pemkab Sleman rehabilitasi irigasi dongkrak produksi pertanian

Terkait musim kemarau yang panjang seperti sekarang, dia pernah mengusulkan adanya hujan buatan, namun dari pihak berwenang belum memberikan respons.

Dalam rangka antisipasi terjadi konflik terkait pemanfaatan air, katanya, pihaknya sudah pernah mengundang kelompok tani yang selama ini memanfaatkan air irigasi dengan cara mengoperasikan mesin pompa penyedot air dari jaringan induk.

"Mereka kami ingatkan sebelum air sampai hilir terpenuhi untuk pembibitan tanaman padi jangan sampai ada yang mengoperasikan mesin pompa," ujarnya.

Baca juga: Buleleng anggarkan Rp9,6 miliar untuk perbaikan daerah irigasi

Pasalnya, kata dia, kondisi air irigasi saat ini sedang kritis, ketika terjadi kelangkaan air, maka petani yang biasa mengoperasikan mesin pompa akan dijadikan tumpuan kesalahan.

Sementara luas lahan sawah yang selama ini menggantungkan air irigasi dari Waduk Kedung Ombo sekitar ‭7.634 hektare, meliputi‬ areal sawah di Kabupaten Kudus seluas 5.400 hektare dan selebihnya yang tersebar di wilayah Klambu, Kabupaten Grobogan, seluas 2.234 hektare.

Baca juga: 200 hektare sawah di Cilacap terdampak pengeringan irigasi

 

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019