Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat sebagian harga komoditi di Jakarta mengalami penurunan yang menyebabkan deflasi sebesar 0,04 persen selama September 2019.Laju inflasi tahunan 2019 mencapai 2,51 persen
“Laju inflasi tahunan 2019 mencapai 2,51 persen,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga di Jakarta, Jumat.
Laju inflasi tahunan September 2018 hingga September 2019 mencapai 3,72 persen.
Buyung menjelaskan dari tujuh kelompok pengeluaran, kelompok bahan makanan penyumbang deflasi tertinggi sebesar 1,47 persen. Empat kelompok lainnya mengalami inflasi yakni kelompok sandang sebesar 0,98 persen, kesehatan 0,61 persen, makanan jadi sebesar 0,52 persen dan perumahan sebesar 0,03 persen.
Baca juga: BPS catat inflasi Jakarta DKI Jakarta 0,17 persen pada Agustus 2019
Sementara kelompok pendidikan dan kelompok transportasi tidak mengalami perubahan harga.
Berdasarkan 462 komoditas yang didata, komoditi penyumbang deflasi dari kelompok bahan makanan yakni cabai merah 0,67 persen, daging ayam 0,06 persen, bawang merah 0,02 persen dan telur ayam ras 0,02 persen.
Buyung menyatakan deflasi DKI Jakarta peringkat ketiga jika dibandingkan daerah satelit yang berada di sekitar yakni Kota Depok sebesar 0,25 persen, Kota Bogor sebesar 0,48 persen, Kota Bekasi sebesar 0,06 persen dan Kota Tangerang sebesar 0,03 persen.
Dari 82 kota yang diteliti sebanyak 70 kota mengalami deflasi. Deflasi tertinggi adalah Kota Sibolga sebesar 1,95 persen dan kota Surabaya yang mengalami deflasi terendah 0,02 persen.
Baca juga: BPS: Penduduk miskin di DKI Jakarta menurun 0,02 persen
Inflasi tertinggi adalah Kota Watampone dan Kota Palopo sebesar 0,01 persen.
“DKI Jakarta menempati urutan 66 dari seluruh kota yang mengalami deflasi,” ujar Buyung.
Pewarta: Fauzi
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019