• Beranda
  • Berita
  • Pengunjung Borobudur dikenalkan permainan tradisional

Pengunjung Borobudur dikenalkan permainan tradisional

4 Oktober 2019 13:56 WIB
Pengunjung Borobudur dikenalkan permainan tradisional
Pengunjung Candi Borobudur bermain egrang di Taman Lumbini kawasan Candi Borobudur. (ANTARA/Heru Suyitno)
Balai Konservasi Borobudur (BKB) mengenalkan beberapa permainan tradisional kepada para pengunjung Candi Borobudur di Taman Lumbini kawasan candi Buddha terbesar di dunia tersebut.

Kasi Konservasi BKB Yudi Suharsono di Magelang, Jumat, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari sosialisasi Pekan Kebudayaan Nasional yang dilaksanakan oleh Dirjen Kebudayaan pada 7-13 Oktober 2019 di Istora Senayan Jakarta.

"Kami di daerah diminta untuk menyosialisasikannya kepada seluruh masyarakat adanya Pekan Kebudayaan Nasional dengan cara memperkenalkan permainan tradisional kepada masyarakat luas," katanya.

Baca juga: Kemendikbud : Pekan Kebudayaan Nasional ramah disabilitas

Ia mengatakan selama ini anak-anak milenial tidak lagi mengenal permainan tradisional, mereka hanya mengenal game dari gadget yang sebenarnya kurang baik bagi mata.

Ia menuturkan dalam kegiatan hari ini dikenalkan lima permainan tradisional, yakni gobak sodor, sondang mandah, gasing, egrang, dan lompat tali.

"Kami berupaya mengenalkan permainan tradisional, karena anak-anak sekarang tidak mengenal jenis-jenis permainan tersebut dan bagi pengunjung dewasa bisa sebagai nostalgia permainan waktu kecil," katanya.

Ia mengatakan melalui kegiatan ini pihaknya berupaya membuka ruang, akses sebesar-besarnya kepada masyarakat untuk mengenal kebudayaannya.

Pengunjung Candi Borobudur, Emi dari Purworejo menyambut baik dengan dikenalkannya permainan tradisional ini.

Baca juga: Dirjen: Pekan Kebudayaan Nasional dimeriahkan banyak seniman

"Bagus dengan dikenalkan permainan tradisional yang merupakan bagian budaya Indonesia ini. Mudah-mudahan anak-anak sekarang bisa tahu permainan zaman dulu tidak cuma handphone saja," katanya.

Ia mengatakan sangat mendukung permainan tradisional ini lebih dikenalkan pada anak-anak.

Pengunjung lain, Nia dari Jakarta menilai kegiatan ini bagus dan kalau perlu diperbanyak lagi lokasi permainan tradisionalnya.

"Jangan hanya di satu titik saja, jadi kalau ada yang mau bermain tidak berebut," katanya. 

Baca juga: Kemendikbud: PKN untuk bentuk kebudayaan inklusif
Baca juga: Kemendikbud: Masyarakat bisa berkompetisi olahraga tradisional di PKN

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019