Perempuan ketua DPR pertama itu mengatakan sedari kecil dia sudah diajarkan oleh kedua orangtuanya, Taufik Kiemas dan Megawati Sukarnoputri, untuk mengerjakan tanggung jawab sebaik-baiknya.
Hal itu pula yang ingin dia tularkan kepada seluruh anggota DPR periode 2019-2024. Manfaat dari melaksanakan kewajiban tanpa memikirkan untung dan rugi mungkin tidak akan langsung bisa dirasakan, tetapi akan bermanfaat bagi generasi yang akan datang.
"Kalau bukan kita yang mendapatkan manfaatnya, maka anak-anak kita yang akan menerima. Kalau bukan anak-anak kita, maka cucu kita yang akan mendapatkan manfaatnya," tuturnya.
Juga baca: Puan Maharani nyatakan Perppu KPK belum ada kelanjutannya
Juga baca: Puan Maharani: Pembentukan AKD tidak tunggu pengumuman kabinet
Juga baca: Puan Ketua DPR, Analis: Ubah citra DPR saja tidak cukup
Saat ditanya peluangnya yang tertutup untuk menjadi menteri di kabinet pemerintahan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dengan menjadi ketua DPR, mantan menteri koordinator bidang pembangunan manusia dan ebudayaan itu hanya menjawab, "Ya tidak apa-apa juga khan?".
Menurut Puan, karier politiknya dalam setiap periode mengemban tugas yang berbeda-beda. Pada periode 2009-2014, dia pernah mendapat tugas sebagai ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR.
Kemudian, pada periode 2014-2019, dia menjadi menteri koordinator di dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Sekarang saya di DPR menjadi ketua DPR," katanya tentang posisinya memimpin lembaga tinggi negara, sama dengan lembaga kepresidenan.
Sebanyak 575 anggota DPR dari sembilan partai politik dan 136 anggota DPD dari 34 provinsi telah dilantik pada Selasa (1/10).
Pimpinan DPR, DPD, dan MPR telah dipilih dan ditetapkan. DPR diketuai Puan Maharani, DPD diketuai La Nyalla Mattalitti, dan MPR diketuai Bambang Soesatyo.
Pewarta: Dewanto Samodro dan Wuryanti Puspitasari
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019