"Adanya teknologi, seperti pendidikan jarak jauh (PJJ) bisa menjangkau semua kalangan, misalnya saja biaya uang kuliah tunggal (UKT) yang lebih rendah dibandingkan kampus lainnya," ujar Ojat dalam seminar internasional inovasi dalam pendidikan (ICIEP) yang diselenggarakan Universitas Terbuka di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu.
Dengan teknologi pula, kata Ojat, perkuliahan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Untuk UT sendiri, sudah melakukan perkuliahan hingga ujian dengan jarak jauh.
"Untuk ujian baru tiga tahun terakhir dengan menggunakan daring. Kalau dulu harus ke Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) yang ada di ibu kota provinsi. Kita jangan bicara Jawa, di Nunukan itu kalau mau ujian harus keluar ongkos Rp2.000.000. Itu hanya untuk ujian saja," katanya.
Namun sekarang, ujian bisa dilakukan dimana saja. UT memiliki teknologi yang bisa mengenali peserta ujian dan semuanya direkam serta disimpan di komputasi awan.
Jika yang mengerjakan soal berbeda dengan peserta ujian, maka sistem tidak akan memberikan akses untuk mengerjakan soal ujian.
Saat ini, kata dia, UT memiliki mahasiswa sebanyak 350.000 yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air dan sejumlah negara.
"Kami diminta agar mahasiswanya bisa mencapai 1.000.000 dalam waktu dekat. Kami akan berusaha mencapai target itu," ujarnya.
Dekan FKIP Universitas Terbuka Udan Kusmawan mengatakan seminar mengenai kependidikan tersebut rutin diadakan setiap tahunnya.
Melalui seminar itu, diharapkan akan tercipta inovasi-inovasi baru di bidang pendidikan.
"Pada tahun ini, kami mencoba menyelenggarakan untuk tingkat internasional. Selain jurnal yang ada ditargetkan bisa terbit ditingkat internasional," kata Udan.
Baca juga: Teknologi bantu memajukan pendidikan
Baca juga: Optimalkan penerapan teknologi di sektor pendidikan
Baca juga: Habibie: SDM-pendidikan-teknologi untuk naikkan nilai tambah
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019