Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat mengadakan Festival Arakan Pengantin Budaya Melayu dalam rangka menyambut hari ulang tahun Kota Pontianak ke-248.ini tidak hanya sekedar pertunjukan budaya saja, tetapi untuk perkembangan ekonomi kreatif
"Festival arakan pengantin ini diselenggarakan sebagai salah satu model bagi masyarakat yang ingin menyelenggarakan pernikahannya menggunakan pakaian adat Melayu," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Minggu.
Peserta yang mengikuti Festival Arakan Pengantin ini berjalan dari mulai Museum Kalbar menuju Masjid Raya Mujahidin Pontianak.
Pada saat arakan pengantin, Wali Kota Pontianak, Edi Kamtono beserta istri berada di depan peserta nomor urut 10 dari 10 kelompok yang ada sebagai penutup urutan peserta.
Baca juga: Presiden hadiri pagelaran budaya masyarakat Riau
Edi berharap, model pernikahan budaya Melayu ini bisa menjadi contoh masyarakat yang ingin menggunakan pernikahan adat Melayu.
"Selain itu, kegiatan ini tidak hanya sekedar pertunjukan budaya saja, tetapi bisa memberikan nilai positif untuk perkembangan ekonomi kreatif di Pontianak juga," katanya.
Festival Arakan Pengantin yang berjalan dengan meriah itu banyak menyita perhatian masyarakat yang ingin melihat keunikan dan indahnya kebudayaan pernikahan Melayu.
Tak lupa para peserta membawa berbagai bentuk hantaran, seperti, handuk, seperangkat alat shalat, make up dan lainnya yang dihias agar menarik untuk dipamerkan dalam ajang Festival Arakan Pengantin Budaya Melayu ini.
"Saya berharap kegiatan ini bisa diadakan terus-menerus di acara ulang tahun Kota Pontianak, untuk meneruskan budaya kita agar tidak tertinggal," kata Muhammad Riki Fahmi, salah satu perserta dari Pontianak Tenggara.
Baca juga: Kearifan lokal budaya Melayu diusulkan melalui Perda di Kepri
Pewarta: Andilala dan Kiki
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019