"Ajang ini rutin diselenggarakan sudah dua kali termasuk kali ini ditujukan untuk melestarikan kebudayaan Betawi sekaligus mempererat silaturahmi antarelemen masyarakat di Kecamatan Pasar Minggu," kata Taufiq Rahman selaku koordinator Festival Bongsang di Jakarta, Minggu.
Festival Bongsang kali ini mendapat dukungan dari Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Salah satu temanya menggali kembali permainan tradisional Betawi yang memang sudah ada dalam kurikulum pelajaran pada Sekolah Dasar (SD) di Jakarta.
Permainan tradisional yang dihadirkan dalam festival ini seperti galahsit, enggrang, gangsing dan kapak kapal.
Baca juga: Aneka makanan khas Betawi hadir di Festival Bongsang
Baca juga: UD Madu Sari Tingkatkan Produksi "Bir Pletok" Jelang Puasa
Permainan-permainan ini sempat hilang di kalangan masyarakat. Atas permintaan dari tokoh masyarakat yang berada di DKI Jakarta dan didukung penuh oleh Wali Kota Jakarta Selatan kembali dihadirkan dalam festival ini.
"Festival ini dihadiri oleh Bapak Wali Kota, Bapak Camat, semua kelurahan, ormas-ormas dan dihadiri oleh seorang anggota DPRD yang sebelumnya menjadi ketua pelaksana Festival Bongsang sebelumnya", kata Taufiq.
Setiap SD di Kecamatan Pasar Minggu kurang lebih 40 sekolah mengirimkan perwakilan muridnya untuk unjuk kebolehan bakat mereka di Festival Bongsang ini.
Seperti tari tradisional, pencak silat, marching band dan lain sebagainya.
Selain permainan, festival ini juga menghadirkan jajanan khas Betawi. Seperti bir pletok, kerak telor, dodol Betawi dan masih banyak lagi.
Festival ini berlangsung selama 2 hari 5-6 Oktober 2019. Festival berlokasi di Jalan Raya Ragunan, Jati Padang, dari pagi hari hingga malam hari.
Taufiq mengutip ucapan Wali Kota Jakarta Selatan dalam pembukaan, jika Festival Bongsang yang kedua ini sukses, maka festival ini akan menjadi acara tetap bagi warga Pasar Minggu untuk menggali lebih dalam lagi potensi kebudayaan Betawi.
Pewarta: Ganet dan Alya Rahma Widyanti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019