“Saya percaya (diadopsinya dokumen ASEAN mengenai Indo-Pasifik) adalah pilihan yang tepat, karena dengan berdiri berdampingan di tingkat regional kita benar-benar dapat menciptakan kekuatan di tingkat global,”
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyebut Pandangan ASEAN mengenai Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on Indo-Pacific) merupakan contoh nyata peran kepemimpinan Indonesia untuk memajukan kerja sama regional di tengah ketidakpastian global.
“Ini menunjukkan ambisi (negara-negara) di kawasan ini untuk memajukan koordinasi dan kerja sama yang baik, dan pada saat yang sama mengurangi ketidakpercayaan dan salah perhitungan,” kata PM Rutte dalam diskusi publik yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Senin sore.
Dokumen Pandangan ASEAN mengenai Indo-Pasifik telah diadopsi oleh negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-34 pada Juni lalu.
Pandangan ASEAN yang didasarkan pada prinsip keterbukaan, transparansi dan inklusivitas dengan mempromosikan dialog dan kerja sama, serta menjunjung hukum internasional untuk menyelesaikan isu regional diharapkan dapat menjadi rujukan kerja sama di kawasan Indo-Pasifik.
Dokumen itu juga diharapkan dapat menjadi petunjuk bagi negara-negara ASEAN untuk tidak memihak kepada kekuatan adidaya mana pun dalam perebutan pengaruh di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
“Saya percaya (diadopsinya dokumen ASEAN mengenai Indo-Pasifik) adalah pilihan yang tepat, karena dengan berdiri berdampingan di tingkat regional kita benar-benar dapat menciptakan kekuatan di tingkat global,” tutur PM Rutte.
Indonesia fokus Indo-Pasifik dalam KTT ASEAN
Kerja sama internasional yang mendukung tatanan dunia berbasis aturan (rule-based system), diyakini Rutte, menjadi jawaban atas tantangan fundamental saat ini yakni menipisnya multilateralisme.
Tantangan tersebut, menurut pria yang menjabat sebagai PM Belanda sejak 2010 itu, disebabkan negara-negara kekuatan dunia yang saling berebut pengaruh di panggung dunia, seperti Amerika Serikat dan China.
Namun, Rutte memberi penekanan pada China yang dinilainya memiliki peran yang lebih aktif dalam memperluas pengaruhnya di kawasan Asia.
“Untuk negara-negara seperti Belanda dan Indonesia, kita perlu menyalurkan seluruh energi kita dalam bentuk kerja sama dan tatanan internasional berbasis aturan,” tutur Rutte.
Selain kerja sama bilateral, kerja sama antara blok-blok regional seperti ASEAN dan Uni Eropa juga perlu dimajukan untuk menghadapi ketidakpastian global dan perubahan geopolitik dunia.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2019