Warga Sukabumi jadi korban TPPO di Arab Saudi

7 Oktober 2019 19:40 WIB
Warga Sukabumi jadi korban TPPO di Arab Saudi
Ketua SBMI Jabar Jejen Nurjanah (paling kanan) bersama Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi Yani Marwan Hamami (kedua dari kanan) saat menjenguk TKW yang hilang kontak selama sembilan tahun di Suriah. (Foto: Aditya Rohman/Antaranews)
Wanita warga Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Jawa Barat yang merupakan sarjana pendidikan menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Arab Saudi yang saat ini kasusnya sudah ditangani Tim Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).

"Korban berinisial EM (33) saat ini sudah dievakuasi ke selter Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh untuk menunggu kepulangan ke kampung halamannya di Kota Sukabumi," kata Ketua SBMI Jabar Jejen Nurjanah di Sukabumi, Senin.

Informasi yang dihimpun dari SBMI, korban berangkat sekitar dua bulan lalu ke Riyadh melalui jasa perusahaan pemberangkatan tenaga kerja untuk dipekerjakan menjadi petugas kebersihan atau cleaning service di salah satu perusahaan di Riyadh.

Namun, bukannya bekerja sesuai janji oknum sponsor perusahaan tersebut, EM malah dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga bahkan selama bekerja korban jarang diberi istirahat oleh majikannya.

Sehingga korban memilih untuk melaporkan kejadian yang dialaminya, beruntung tim SBMI yang menerima laporan langsung melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi seperti KBRI Riyadh, Kementerian Luar Negeri RI, Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan lainnya.

Menurut dia, pihaknya juga saat ini meminta perusahaan yang memberangkatkan EM ke Arab Saudi untuk bertanggung jawab. Selain itu, korban berangkat menjadi buruh migran melalui jalur ilegal.

"Kondisi korban saat ini sehat dan tinggal menunggu kepulangannya ke Indonesia. Kami pun berkoordinasi dengan Pemkot Sukabumi untuk membantu proses pemulangannya," tambahnya.

Sementara, Tim Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) SBMI Riyadh Arab Saudi Agus Gia melalui sambungan telepon mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan sejumlah instansi seperti KBRI Riyadh, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Kemenlu RI agar EM bisa segera dipulangkan.

"Setiap laporan yang masuk, kami dengan cepat berkoordinasi agar buruh migran yang bermasalah tersebut bisa segera mendapatkan bantuan salah satunya advokasi," katanya.

Baca juga: SBMI ingatkan warga tidak mencari kerja negara di Timur Tengah

Baca juga: Kisah TKW Sukabumi selamat selama perang Suriah berkecamuk

Baca juga: P2TP2A Sukabumi imbau wanita tidak tergoda bekerja di luar negeri

Baca juga: TKW hilang kontak di Suriah tiba di kampung halamannya dengan selamat

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019