Anggaran yang disusun itu merinci cara-cara untuk menjaga bisnis tetap lancar serta membuka kemungkinan keuangan negara kembali defisit jika Inggris meninggalkan Uni Eropa dalam keadaan kacau.
Baca juga: Menlu Irlandia: PM Johnson "sangat tak membantu" dalam BrexitDengan Inggris dijadwalkan keluar dari Uni Eropa hanya dalam tiga pekan lagi, Menteri Keuangan Paschal Donohoe bulan lalu mengambil keputusan untuk mengambil langkah mengantisipasi keadaan terburuk.
Donohoe menginginkan Irlandia menghindari perluasan pemotongan pajak serta peningkatan pengeluaran dalam beberapa tahun terakhir ini agar dapat menyisihkan dana bagi dunia usaha.
Irlandia dianggap paling rentan di antara para anggota Uni Eropa dalam wacana Brexit karena negara itu memiliki hubungan perdagangan erat dan berbagi perbatasan darat dengan Inggris Raya. Pemerintah Irlandia telah memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi bisa nyaris terhenti tahun depan, menyebabkan 80.000 orang bisa kehilangan pekerjaan jika Inggris keluar dari Uni Eropa.
Baca juga: PM: Brexit mungkin memasuki tahap baru "sangat berisiko" bagi Irlandia
"Pemisahan 'tanpa kesepakatan' akan memunculkan goncangan besar pada perekonomian pedesaan. Kalangan yang paling rentan kehilangan pekerjaan adalah mereka yang tinggal di daerah-daerah yang peluangnya lebih sedikit, kurang lapangan pekerjaan yang layak serta pendapatan yang rendah," kata kepala ekonomi Irish Business and Employers Confederation's (IBEC), Gerard Brady.
Baca juga: PM Irlandia upayakan pertemuan dengan PM Inggris soal Brexit
Sumber: Reuters
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019