Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Mohamad Roem Ohoirat di Ambon, Selasa mengatakan tim tersebut berada di lokasi pengungsian korban gempa khususnya di Pulau Haruku untuk melaksanakan kegiatan konseling dan bimbingan psikologi.
"Hari ini tim yang dipimpin AKBP Sudartomo mengunjungi Pulau Haruku, terutama Desa Samet, Kailolo, dan sejumlah lokasi yang ada di kecamatan tersebut untuk melakukan konsoling dan pendampingan psikologi," ujarnya.
Baca juga: Peneliti sebut psikologis siswa-guru korban gempa harus pulih dulu
Sebelumnya tim tersebut juga telah melaksanakan kegiatan serupa untuk menghilangkan trauma kepada korban gempa terutama anak-anak korban gempa yang ada di pulau Ambon, Maluku Tengah (Malteng), dan Seram Bagian Barat (SBB).
Dikatakan, pascagempa bumi tektonik magnitudo 6.8 yang mengguncang Kota Ambon, Malteng, dan Kabupaten SBB pekan lalu, tim tersebut langsung turun ke lapangan guna melakukan pendampingan bagi para korban gempa guna menghilangkan rasa takut dan trauma atas peristiwa tersebut.
"Pasca gempa bumi 6.8 itu, tim psikologi Biro SDM Polda Maluku langsung diterjunkan ke lokasi gempa terutama tenda-tenda pengunsian untuk melakukan pendampingan atau konsolin psikologi untuk menghilangkan rasa takut dan trauma bagi para korban gempa utamanya anak-anak," kata Roem.
Menurutnya, tim yang dipimpin mantan Wakapolres Kepulauan Aru itu, bergerak dari kota Ambon, kemudian menuju Malteng, dan Kabupaten SBB.
Baca juga: Pelayanan korban gempa Maluku terkendala persebaran penyintas
"Tempat-tempat yang sudah dikunjungi oleh tim psikologi itu diantaranya, Mesjid Batumerah, lapangan Hatukau tanah rata Batumerah, desa Tulehu, Waai, dan Liang. Setelah itu mereka ke SBB, terutama lokasi-lokasi yang terdampak gempa dan menimbulkan korban. Mereka melakukan konselin bagi para korban itu," bebernya.
Juru bicara Polda Maluku itu menegaskan, pihaknya terus melakukan pendampingan bagi para korban gempa, hingga psikologi para korban terutama anak-anak bisa kembali normal seperti sediakala.
Tim psikologi itu akan terus melakukan pendampingan dan konseling kepada para korban gempa, sampai mereka benar-benar pulih.
"Alasannya, karena sampai saat ini masih ada warga yang merasa trauma dan takut dengan gempa sehingga diharapkan pendampingan dan konseling yang diberikan oleh tim psikologi itu dapat membantu para korban gempa untuk kembali hidup seperti sediakala," kata Kabid Humas.
Baca juga: Wiranto: Bantuan untuk pengungsi gempa Ambon terus ditambah
Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019