Kalau ketersediaan beras mencukupi diharapkan gejolak harga beras bisa ditahan meski lagi masuk paceklik
Perum Bulog Divre Sumut sudah menggelontorkan 13.622 ton beras dalam program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) untuk menekan
lonjakan harga bahan pokok itu.
"Penggelontoran beras untuk KPSH semakin digencarkan sejak September karena ada kekhawatiran terjadi gejolak harga dampak masuknya masa paceklik," ujar Kepala Perum Bulog Divre I Sumut Basirun di Medan, Selasa.
Baca juga: Bulog siap gelontor 600.000 ton beras medium untuk operasi pasar
Basirun mengatakan dalam beberapa bulan ke depan, produksi beras menurun karena belum masa panen padi secara nasional maupun Sumut.
Oleh karena itu, katanya, Bulog Sumut berupaya membanjiri pasar dengan beras miliknya.
"Kalau ketersediaan beras mencukupi diharapkan gejolak harga beras bisa ditahan meski lagi masuk paceklik," ujarnya.
Basirun menegaskan untuk tetap bisa menggelontorkan beras di pasar, Bulog Sumut, selain meminta pasokan dari pusat juga melakukan pembelian ke petani.
Pembelian ke petani dilakukan sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) dan komersial.
"KPSH juga sebagai implementasi
dari Surat Menteri Perdagangan RI Nomor 718/M/DAG/SD/7/2019 tertanggal 8 Juli 2019 kepada Perum Bulog untuk melaksanakan KPSH," ujarnya.
KPSH bukan hanya dilakukan di pasar tradisional, tetapi juga melalui jaringan Sahabat Rumah Pangan Kita (RPK), sinergi BUMN serta mitra distributor.
Baca juga: Bulog Surakarta siapkan 37.000 ton beras untuk OP
Baca juga: Mendag minta Bulog segera operasi pasar beras, agar harga turun
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019