Hakim olahraga federasi sepakbola Italia (FIGC) Gerardo Mastrandrea menjatuhkan denda itu berdasarkan bukti-bukti yang diajukan Dalbert. Hakim menambahkan bahwa cacian bernada rasis itu belum "terdengar jelas" oleh para ofisial pertandingan itu, demikian dilansir dari AFP, Rabu.
Pemain Brasil berusia 26 tahun itu meminta wasit untuk menghentikan pertandingan di Stadio Ennio Tardini, Parma, pada 22 September itu setelah laga berjalan selama 30 menit.
Pertandingan sempat ditunda selama tiga menit dan peringatan disampaikan kepada fans pendukung Atalanta agar menghentikan cemooh mereka sebelum laga bisa dilanjutkan kembali. Fiorentina memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 1-0.
Sementara itu pada hari berikutnya, saat upacara penganugerahan pemain sepak bola terbaik dunia 2019 di Milan, Presiden FIFA Gianni Infantino menanggapinya dengan meminta keseriusan sepak bola Italia mengatasi rasisme.
"Ini tidak dapat diterima lagi, kami harus mengatakan 'tidak' terhadap rasisme di masyarakat. Kami harus menendang rasisme keluar dari sepak bola dan masyarakat kali ini dan untuk selamanya," kata Infantino.
Masalahnya adalah kejadian serupa terus berulang di sepak bola Italia.
Musim ini striker Inter Milan asal Belgia, Romelu Lukaku, dan gelandang AC Milan asal Pantai Gading, Franck Kessie, menjadi sasaran cemooh rasisme tanpa adanya sanksi berarti kepada pelakunya.
Blaise Matuidi, Kalidou Koulibaly dan Moise Kean juga menjadi korban pelecehan rasis musim lalu.
Baca juga: Atalanta kokohkan posisi di peringkat ketiga setelah pecundangi Lecce
Baca juga: Shakhtar balikkan keadaan untuk curi kemenangan di markas Atalanta
Baca juga: Menang besar di markas Sassuolo, Atalanta kokoh di peringkat ketiga
Pewarta: Junaydi Suswanto
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019