Untuk bisa membawa kereta yang aman kan harus disertifikasi
Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyepakati pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan menyekolahkan calon pekerja di sekolah transportasi Kemenhub.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai penandatanganan kesepakatan bersama antara Kemenhub dengan KCIC tentang pengembangan sumber daya manusia dan penelitian di bidang perkeretaapian di Jakarta, Kamis, mengatakan pihaknya juga mengembangkan kapasitas personel Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub dalam sertifikasi ke China dan Eropa.
"Kalau Kemenhub ini satu fungsinya sebagai pengawas yang juga akan memberikan sertifikasi, untuk menyertifikasi kan mesti belajar. Jadi, nanti saya akan tugaskan tim dari KA untuk belajar baik ke China maupun negara-negara Eropa. Yang kedua, kita akan menyekolahkan tenaga-tenaga dari KCIC di sekolah-sekolah kita," kata Menhub.
Baca juga: Menteri BUMN resmikan pemasangan girder pertama kereta cepat
Ia mengatakan dengan adanya peningkatan kompetensi, maka akan ada transfer of knowledge dengan sekolah harus disesuaikan juga dengan teknologi kereta cepat.
"Lebih jauh, kita kan harus meneliti, penelitian dan pengembangan dilakukan. Kita meneliti tentang kereta cepat di Indonesia, dengan iklim dan sosial budaya seperti ini, apa yang harus dilakukan, adaptasi, apakah itu berkaitan dengan pembuatan sarana dan prasarana, maupun TOD, pasti ada hal-hal yang baru yang harus disesuaikan,” katanya.
Dengan adanya peningkatan kompetensi, Budi berharap akan adanya peningkatan dalam tingkat layanan (level of service) dan tingkat keselamatan (level of safety).
"Yang diberikan oleh kereta cepat ini harus excellent, karena itu kita harus berhati-hati, kita mengerjakan dengan cermat dan kita melakukan koordinasi dan pengawalan secara ketat insya Allah ini berjalan,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Direktur KCIC Chandra Dwiputra mengatakan kerja sama tersebut akan berlangsung selama lima tahun.
Ia menjelaskan masinis harus terlebih dahulu disertifikasi layaknya sopir yang harus mengantongi SIM, namun saat ini sertifikasi di Indonesia untuk kereta cepat belum ada, karena itu diperlukan pelatihan ke China atau Eropa.
"Kalau kereta ini kita ini bukan masinis lagi, bisa dibilang pilot, karena kecepatan 350 kilometer per jam. Untuk bisa membawa kereta yang aman kan harus disertifikasi," katanya.
Saat ini, konstruksi kereta cepat sudah mencapai 35 persen dan ditargetkan pada 2021 rampung.
Baca juga: Tiket kereta cepat Jakarta-Bandung termurah dibanderol Rp300 ribu
Baca juga: Pembebasan lahan Kereta Cepat Jakarta-Bandung masuki tahap akhir
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019