Pengungsi asing di gedung eks Kodim Kalideres Jakarta Barat mengakui tidak diperlakukan secara manusiawi oleh Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) khususnya dalam sebulan terakhir.Kemarin UNHCR berjanji memasang listrik, air, beri makanan. Bisa dilihat anak-anak sekarang enggak bisa makan
Salah satu pengungsi asing Wahid Ali mengatakan dalam sebulan para pengungsi tidak mendapat bantuan listrik, air dan makanan seperti yang dijanjikan.
"Kemarin UNHCR berjanji memasang listrik, air, beri makanan. Bisa dilihat anak-anak sekarang enggak bisa makan," ujar Wahid di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Pengungsi Kalideres kembali berdemo di depan UNHCR
Wahid mengatakan untuk mencukupi kebutuhan pokok, mereka mengandalkan bantuan makanan dari warga maupun sukarelawan.
Kesulitan air pun mereka alami selama sebulan sehingga dirinya sudah tidak mandi selama empat hari karena tidak diterima oleh warga setempat.
"Kadang mandi di mini market, Terminal Kalideres, tapi sekarang sudah enggak boleh sama warga sekitar," ujar Wahid.
Baca juga: Pencari suaka Kebon Sirih diwajibkan gulung tenda setiap pukul 6 pagi
Senada dengan Wahid, pengungsi lainnya, Hanif mengatakan pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan UNHCR menjanjikan bantuan kembali pada pengungsi.
"Dari UNHCR udah perjanjian, tapi DKI ada petugas Pak Taufan Bakrie dan UNHCR besok pasang listrik dan air bersih makanan dan kamar mandi juga, tapi sampai sekarang belum ada," ujar dia.
Sebelumnya, sekitar 500 pengungsi asing Kalideres mendemo Kantor UNHCR di Kebon Sirih Jakarta Pusat, Kamis.
Baca juga: Para pengungsi setuju bernegosiasi dengan UNHCR
Mereka menuntut UNHCR agar segera membantu mereka.
Selesai berdemo, pengungsi diangkut kembali ke tempat penampungan di Kalideres, Jakarta Barat, menggunakan Bus Transjakarta dari lokasi tempat mereka melakukan aksi.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019