"Tidak ada WNI yang menjadi korban langsung, namun dilaporkan terdapat beberapa WNI yang rumahnya tergenang banjir dan beberapa turis WNI menginap di hotel sampai menunggu jadwal penerbangan," ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha melalui pesan singkatnya, Minggu.
Baca juga: Topan Hagibis di Jepang akibatkan 10 orang tewas, belasan hilang
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menginstruksikan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka agar terus memantau dan membantu WNI terdampak. Saat ini tercatat jumlah WNI di Jepang mencapai 56.346 orang.
Pada Minggu siang cuaca Tokyo dan Osaka dilaporkan cerah dan masyarakat telah kembali beraktivitas.
Penerbangan di Bandara Tokyo dan Bandara Osaka juga telah kembali normal.
Badai Hagibis, yang menghantam Tokyo, Jepang, pada Sabtu (12/10), hingga Minggu telah mengakibatkan setidaknya 10 orang tewas dan 16 lainnya hilang, menurut laporan badan penyiaran umum Jepang, NHK.
Baca juga: Jepang bersiap hadapi topan kuat
Berdasarkan laporan NHK, sepuluh orang itu meninggal antara lain di Prefektur Chiba, Gunma, Kanagawa, dan Fukushima, yang letaknya di sekitar Tokyo. Di antara mereka terdapat seorang pria berusia 60 tahun yang jasadnya ditemukan di apartemen yang diterjang banjir di Kawasaki.
Selain menelan korban jiwa, badai topan terkuat yang menerjang Tokyo sejak 1958 itu juga melumpuhkan ibu kota dengan menyebabkan air sungai meluap dan membanjiri wilayah perumahan serta membuat hampir setengah juta rumah tidak teraliri listrik.
Pemerintah setempat telah meningkatkan status peringatan tentang hujan dan banjir di wilayah Kanto, yang terletak di sekitar Tokyo, karena Topan Hagibis merambat ke pesisir pantai timur laut Jepang.
Baca juga: Konsulat Jenderal Indonesia bantu WNI korban banjir di Hiroshima-Okayama
Sementara pemerintah berpacu untuk mendata kerusakan akibat badai topan tersebut, peringatan yang sama untuk wilayah utara ibu kota juga mulai ditingkatkan pada Minggu pagi.
Badai Hagibis diperkirakan akan menuju ke laut pada Minggu malam setelah terus bergerak hingga ke pulau di bagian utara Jepang, Hokkaido.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019