Executive General Manager Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang Fahroji mengatakan bahwa 26 jadwal penerbangan yang meliputi 14 jadwal keberangkatan dan 12 jadwal kedatangan terganggu akibat kabut asap.
"Selain itu ada satu pesawat Air Asia dari Malaysia terpaksa putar balik lagi ke Malaysia dan pesawat Sriwijaya Air dari Jakarta terpaksa putar balik lagi ke Jakarta, serta pesawat Wings Air dari Pekan Baru beralih ke Jambi, sebab ketiganya tidak bisa mendarat di Palembang," kata Fahroji kepada ANTARA.
Menurut dia, kabut asap yang meliputi Palembang pada Senin pagi lebih parah dibandingkan pada masa-masa sebelumnya selama 2019, membuat jarak pandang di landasan bandara SMB II turun sampai di bawah ambang batas hampir empat jam lamanya.
Ia memerinci, jarak pandang di landasan bandara pada pukul 05.00 WIB masih 1.500 meter namun turun drastis menjadi hanya 50 meter pada pukul 06.30 WIB dan naik lagi menjadi 1.000 meter pada pukul 10.00 WIB.
"Terkait jarak pandang itu Airnav sudah mengeluarkan lima Notice To Airman (Notam) sebagai panduan bagi bandara-bandara lain yang ada penerbangan ke Palembang," tambah Fahroji.
Berdasarkan catatan Fahroji, penundaan penerbangan paling lama dialami oleh pesawat maskapai Batik Air rute Palembang-Jakarta, yang seharusnya berangkat pukul 05.50 WIB namun baru bisa terbang pukul 10.20 WIB atau tertunda 263 menit.
Sedangkan penundaan kedatangan terlama dialami oleh pesawat maskapai Citilink rute Batam-Palembang, yang seharusnya mendarat pukul 08.05 WIB namun baru tiba pukul 11.27 WIB atau tertunda 211 menit.
Akibat gangguan jadwal penerbangan di bandara Palembang, ratusan penumpang memenuhi ruang bandara. Pengelola bandara membagikan masker dan air mineral kepada penumpang yang jadwal penerbangannya terganggu.
"Kami selaku pengelola bandara bertanggung jawab dengan kondisi penumpang, khususnya di rumah tunggu," demikian Fahroji.
Baca juga:
BMKG sebut kabut asap di Palembang Senin pagi paling ekstrem
Selama musim asap, 476 penerbangan di Palembang tertunda
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019