Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberangkatkan enam truk berisi bantuan logistik menuju tiga titik terparah terdampak gempa di Provinsi Maluku, yakni Kabupaten Seram Bagian Barat, Desa Liang dan Pulau Haruku di Kapubaten Maluku Tengah.
Bantuan logistik yang dikirim Senin (14/10) berupa beras, minyak goreng, air mineral, susu, roti, selimut, popok bayi, dan lainnya.
DIrektur Program ACT, Wahyu Novyan mengatakan pemberian bantuan logistik ini sesuai kebutuhan para pengungsi di masa tanggap darurat. Apalagi Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat status tanggap darurat di dua kabupaten tersebut diperpanjang hingga Kamis (10/10) lalu.
“Kami masih melanjutkan pemberian logistik untuk para pengungsi terdampak gempa Maluku. Pengiriman enam truk bantuan logistik ini menjadi bagian dari komitmen ACT dalam memberikan 100 ton bantuan pangan dan logistik untuk warga terdampak,” terang Wahyu.
Selain itu, setelah dua pekan gempa mengguncang Maluku ternyata kebutuhan logistik para pengungsi masih cukup tinggi. Hal ini lantaran warga yang mengungsi masih enggan kembali ke rumah mereka karena khawatir adanya gempa susulan.
Baca juga: BNPB gandeng ahli teliti gempa di Maluku
Baca juga: BNPB galang dana untuk korban gempa di Maluku
Enam truk bantuan logistik tersebut berangkat menuju posko-posko kemanusiaan dan dapur umum ACT yang berada di Seram Bagian Barat dan Maluku Tengah.
Dari sana, bantuan didistribusikan kepada warga yang mengungsi di sejumlah titik pengungsian. Salah satunya adalah Desa Liang di Kabupaten Maluku Tengah. Desa tersebut menampung sekitar 17.000 pengungsi yang mendirikan tenda-tenda pengungsian di perbukitan.
“Posko-posko kemanusiaan ACT menjadi titik utama pendistribusian bantuan. Khusus bantuan bahan pangan, selain diberikan langsung untuk para pengungsi, bantuan tersebut juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapur umum ACT yang menyediakan makanan siap santap pengungsi setiap harinya,” imbuh Wahyu.
Hingga kini, terdapat enam posko kemanusiaan ACT yang tersebar di Seram Bagian Barat dan Maluku Tengah. Posko tersebut, di antaranya satu posko induk di Desa Nania; tiga posko wilayah di Suli, Pulau Haruku, dan Seram Bagian Barat; serta satu posko logistik di Desa Liang dan Seram Bagian Barat. Sementara itu, ada lima dapur umum yang juga tersebar di Seram Bagian Barat dan Maluku Tengah.
Selain menopang kebutuhan pangan pengungsi, ACT juga memberikan layanan kesehatan gratis yang beroperasi setiap harinya. Layanan kesehatan gratis ini menjangkau pengungsi-pengungsi di sejumlah wilayah terdampak.
“Tidak hanya itu, kami juga berikhtiar memenuhi kebutuhan sandang para pengungsi. Insyaallah, kami akan menyediakan Integrated Community Shelter (ICS) untuk mereka," jelasnya.
"Saat ini para pengungsi masih menempati tenda terpal yang rentan jika hujan deras mengguyur. Sementara para pengungsi masih trauma untuk kembali ke rumah mereka yang rata-rata sudah tidak bisa ditinggali karena rusak sedang dan berat. Mohon doanya agar ikhtiar ini berjalan lancar,” tambah Wahyu.
Hingga Sabtu (12/10), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat 1.424 gempa susulan mengguncang Provinsi Maluku dan sebanyak 168 gempa dirasakan.
Bencana ini menyebabkan sebanyak 43 jiwa meninggal dunia, 1.578 jiwa luka-luka, dan 170.900 jiwa mengungsi. Warga yang mengungsi masih enggan kembali ke rumah mereka karena khawatir gempa masih mengguncang dengan kekuatan yang lebih besar.
Baca juga: 148.619 orang masih mengungsi akibat gempa di Maluku
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019