• Beranda
  • Berita
  • Warga Boyolali sempat panik dengar dentuman Merapi

Warga Boyolali sempat panik dengar dentuman Merapi

14 Oktober 2019 17:59 WIB
Warga Boyolali sempat panik dengar dentuman Merapi
Kondisi puncak Gunung Merapi saat mengeluarkan asab tebal kearah atas terlihat dari Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, Senin petang. (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)
Sejumlah warga Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, sempat panik keluar rumah setelah mendengar suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi yang meletus, Senin petang.

Sejumlah warga di Desa Jrakah Kecamatan Selo Boyolali berlarian keluar rumah setelah mendengar suara dentuman sebanyak dua kali sekitar pukul 16.33 WIB dari puncak Merapi yang statusnya hingga kini masih waspada.

Menurut Kepada Desa Jrakah Kecamatan Boyolali Tumar warga Jrakah setelah mendengar dua kali dentuman dari puncak Merapi keluar rumah langsung melihat ada kepulan asap putih ke atas.

Baca juga: Merapi bergemuruh, warga Tlogolele Boyolali sempat panik

Baca juga: Hutan Gunung Merapi terbakar


"Asap dari puncak Merapi itu, meluncur ke atas sekitar 30 menit setelah dua kali mengeluarkan suara gemuruh," kata Tumar.

Namun, kata dia, kondisi warga di Desa Jrakah hingga kini masih aman karena arah asap yang keluar dari puncak Merapi mengarah ke Sleman Yogyakarta.

Oleh karena itu, pihaknya langsung mengimbau warganya untuk tetap waspada dan memperhatikan atau mengikuti petunjuk dari pemerintah desa setempat terkait perkembangan Merapi.

"Saya melihat kepulan asap dari puncak Merapi kembali bersih atau menghilang setelah sekitar 40 menit kemudian dan kondisi kembali normal," kata Tumar.

Perni (33) warga Jrakah Selo Boyolali mengatakan dirinya mendengar suara dentuman sebanyak dua kali dan setelah berlari ke luar rumah terlihat di puncak Merapi keluar asap tebal ke atas hingga ribuan meter.

Namun, warga agak lega setelah asap mengarah ke Sleman sehingga mereka kembali tenang. Warga meski tenang, tetapi mereka tetap waspada mengikuti perkembangan terkini terkait Merapi. 

Baca juga: Gunung Merapi mengalami 11 kali gempa guguran

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019