Ketiga alasan itu diungkapkan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Desra Percaya saat membacakan pidato Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Konferensi Pengembangan Hukum Internasional di Asia (Development of International Law in Asia/DILA) di Jakarta, Selasa.
Pertama, ASEAN berkepentingan membangun arsitektur ekonomi dan keamanan sehingga dinamika eksternal akan terus membawa perdamaian, keamanan, stabilitas dan kemakmuran bagi masyarakat ASEAN.
Kedua, lanjut dia, ASEAN perlu secara konsisten memunculkan kepemimpinan kolektifnya dalam membentuk visi untuk kerja sama yang lebih erat di Indo-Pasifik.
Ketiga, ASEAN juga perlu terus menjadi perantara yang jujur dalam lingkungan strategis kepentingan yang bersaing.
"Kami bercita-cita bahwa Indo-Pasifik akan menjadi wilayah dialog dan kerja sama alih-alih persaingan sebuah wilayah pembangunan dan kemakmuran," ujar Menlu Retno.
Sepanjang sejarah, Indonesia telah memainkan peran aktif dalam membangun dan mempromosikan norma-norma internasional dan tidak melanggarnya.
"Hukum internasional ada dalam DNA kita karena kenyataannya bahwa geografi kita mendefinisikan kita," kata dia.
Baca juga: PM Belanda puji Indonesia majukan kerja sama ASEAN di Indo-Pasifik
Baca juga: Menhan sebut Indo-Pasifik sebagai sentra perebutan pengaruh ideologis
Baca juga: Huawei prediksi 5G dorong ekonomi digital Asia Pasifik
Bersahabat jadi kunci Indonesia rangkul Pasifik
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019