• Beranda
  • Berita
  • Tokoh agama Papua imbau jangan terprovokasi jelang pelantikan presiden

Tokoh agama Papua imbau jangan terprovokasi jelang pelantikan presiden

15 Oktober 2019 21:38 WIB
Tokoh agama Papua imbau jangan terprovokasi jelang pelantikan presiden
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Papua Toni Wanggai (ANTARA/Hendrina Dian Kandipi)
Tokoh agama Papua mengimbau umatnya untuk tidak terprovokasi dengan berita-berita bohong atau hoaks dan negatif menjelang pelantikan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI di Jakarta pada 20 Oktober 2019.

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Papua Toni Wanggai di Jayapura, Selasa, mengatakan pihaknya berharap semua dapat berjalan lancar dan aman serta tidak ada aksi-aksi anarkisme untuk menghalangi pelantikan presiden.

"Presiden sudah dipilih oleh rakyat dengan cara yang sah maka semua wajib mendukung karena pemimpin adalah wakil Tuhan yang harus ditaati," katanya.

Baca juga: Temui Ma'ruf Amin, pimpinan MPR sampaikan urutan acara pelantikan

Menurut Toni, pada intinya pihaknya berharap semua pihak mendukung penuh presiden terpilih untuk dilantik tanpa melakukan aksi anarkisme yang dapat menghalangi pelantikan.

"Kami mengimbau agar umat mendukung penuh karena pemimpin adalah merupakan takdir Tuhan dan itu sudah menjadi ikhtiar seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Dia menjelaskan yang terpilih adalah takdir dan kehendak Tuhan yang harus ditaati bersama sehingga sekali lagi diingatkan agar umat tidak mudah terprovokasi.

Baca juga: Bamsoet pastikan seluruh mantan presiden hadiri pelantikan Jokowi

"Jadi tugas umat kini adalah mendukung penuh, kemudian memberikan masukan yang positif dan konstruktif terhadap presiden," katanya lagi.

Dia menambahkan dan juga memberikan kritikan yang membangun karena ini adalah presiden yang dipilih sehingga wajib didukung untuk pembangunan Indonesia lebih maju, sejahtera dan lebih baik lagi.

Baca juga: Ketua DPR minta masyarakat tunggu DPR bekerja setelah 20 Oktober

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019