• Beranda
  • Berita
  • Saham-saham di Wall Street melambung, ditopang laporan laba yang kuat

Saham-saham di Wall Street melambung, ditopang laporan laba yang kuat

16 Oktober 2019 07:03 WIB
Saham-saham di Wall Street melambung,  ditopang laporan laba yang kuat
Sejumlah pialang saat bekerja di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat, Kamis (20/6/2019). ANTARA/REUTERS/Brendan/aa.
Saham-saham di Wall Streeet lebih tinggi pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena pasar ditopang oleh awal musim pelaporan laba perusahaan kuartal ketiga yang kuat, serta data manufaktur moderat dari Negara Bagian New York.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 237,44 poin atau 0,89 persen, menjadi berakhir di 27.024,80 poin. Indeks S&P 500 meningkat 29,53 poin atau 1,00 persen, menjadi ditutup di 2.995,68 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir menguat 100,06 poin atau 1,24 persen, menjadi 8.148,71 poin.

Sembilan dari 11 saham sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi di sekitar penutupan pasar, dengan sektor perawatan kesehatan naik hampir 1,8 persen, memimpin keuntungan secara sektoral.

Sebagian besar saham-saham unggulan atau blue-chips memperpanjang kenaikan di sekitar bel penutupan, dengan saham UnitedHealth Group dan JPMorgan Chase masing-masing melonjak 8,16 persen dan 3,01 persen, memimpin kenaikan.

Musim pelaporan laba saat ini dimulai oleh rilis kinerja perusahaan yang lebih kuat dari yang diperkirakan pada kuartal ketiga dari JP Morgan Chase, Johnson & Johnson, UnitedHealth, BlackRock, dan Citigroup. Namun hasil laba dari Goldman Sachs dan Wells Fargo datang sedikit di bawah perkiraan pasar.

Baca juga: Harga emas jatuh hingga 14,1 dolar, tertekan kenaikan ekuitas AS

Di sisi ekonomi, aktivitas bisnis tumbuh sedikit di Negara Bagian New York, menurut hasil Survei Manufaktur Negara Bagian New York Oktober 2019 yang dirilis pada Senin (14/10/2019).

Indeks manufaktur Empire State New York (Negara Bagian New Yor) naik dua poin menjadi 4,0 dari September, didorong oleh meningkatnya pengiriman dan sedikit peningkatan pesanan baru.

Indeks tersebut menilai prospek enam bulan yang menunjukkan bahwa optimisme tentang kondisi masa depan agak membaik tetapi tetap lemah, survei mengatakan.

Baca juga: Dolar AS melemah, tertekan lonjakan pound di tengah optimisme Brexit

Sementara itu, para investor mencerna perkiraan penurunan pertumbuhan ekonomi global oleh Dana Moneter Internasional (IMF), yang dipatok pada tingkat tiga persen untuk 2019, menandai laju paling lambat sejak krisis keuangan global.

Pertumbuhan yang diperkirakan turun 0,2 poin persentase dari estimasi pada Juli, menurut laporan Prospek Ekonomi Dunia terbaru yang dikeluarkan pada Selasa (15/10/2019).

Perkiraan terbaru diperlemah terutama oleh meningkatnya hambatan perdagangan dan meningkatnya ketegangan geopolitik, tulis kepala ekonom IMF Gita Gopinath dalam sebuah posting blog. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Bursa saham Inggris melemah, Indeks FTSE-100 ditutup turun 0,03 persen

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019