"Pers merupakan pilar keempat demokrasi, pers turut mengambil peran dalam kemajuan bangsa ini sebagai wujud kontribusi memikirkan masa depan, memastikan bahwa di usianya yang ke-100 tahun Indonesia masuk gerbang peradaban yang gemilang, mandiri, berdaya saing, adil dan makmur," kata Atal S Depari, di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Persiapan HPN 2020, pengurus PWI bertemu Kemenkominfo
Baca juga: PWI: HPN tepis tuduhan Benny Wenda soal Papua
Seminar tersebut, kata dia, diharapkan mampu memunculkan sosok pemimpin yang memiliki modal kepemimpinan di masyarakat, berjiwa nasionalis, demokratis, punya keahlian manajerial, visioner, berkarakter dan sensitivitas serta empati terhadap kebutuhan rakyat.
"Bila Thomas Alva Edison tidak pernah bermimpi mewujudkan bola lampu maka kita akan tetap gelap, mimpi adalah kunci kata syair lagu Laskar Pelangi," kata dia.
Bahkan, founding father sejak awal sudah bermimpi mewujudkan sebuah negara yang besar, adil, makmur dan berdasarkan Pancasila.
Baca juga: PWI merencanakan peringatan HPN 2020 di Papua
Demi mewujudkan mimpi itulah menurut dia diperlukan figur pemimpin muda dalam rangkaian estafet menyongsong 100 tahun dan bergerak ke Indonesia emas.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menjadi pembicara dalam seminar itu mengatakan untuk mewujudkan Indonesia Emas di 2045 dibutuhkan "roadmap" yang terdistribusi dengan baik ke seluruh sektor.
"Kalau 2045 itu dihitung dari bonus demografi maka yang kita lakukan memenuhi kebutuhan itu, caranya, deregulasi mesti dilakukan agar regulasinya lebih kompetibel dengan kebutuhan sekarang, politik energi diubah menuju ke yang renewable, politik pangan sekarang harus bisa dipenuhi jauh lebih cepat," ujarnya.
Selain Ganjar, PWI juga menghadirkan tokoh muda lainnya sebagai pembicara, yaitu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap, Bupati Luwu Utara Indah Putri lndriani, dan Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin.
Baca juga: PWI undang wartawan Asia Pasifik potret realitas Papua
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019