Direktur PDAM Jayapura Entis Sutisna menyebutkan saat ini debit sumber air yang dikelola perusahaan daerah itu mengalami penurunan hingga 60 persen.Bahkan ada sumber air yang penurunannya lebih dari 60 persen seperti di Angkasa, Bhayangkara dan Entrop
"Bahkan ada sumber air yang penurunannya lebih dari 60 persen seperti di Angkasa, Bhayangkara dan Entrop," kata Sutisna di Jayapura, Rabu (16/10).
Baca juga: PUPR alokasikan Rp8,8 miliar untuk bangun air bersih di Jayapura
Sutisna mengaku turunnya debit air di delapan dari 10 sumber air yang dikelola PDAM disebabkan musim kemarau yang menyebabkan rendahnya curah hujan serta perambahan hutan yang mengakibatkan hutan gundul.
Dampaknya adalah saat hujan tidak ada lagi pepohonan yang menyerap air dan mengalirkannya ke sumber-sumber air yang selama ini dikelola PDAM.
Baca juga: PDAM Jayapura: pendistribusian air bersih kembali normal
"Akibatnya saat musim kemarau, debit air mengalami penurunan lebih dari 60 persen," kata Sutisna seraya menambahkan untuk mengatasi berkurangnya debit air maka pihaknya melakukan penggiliran penyaluran air.
Bahkan PDAM membentuk tim yang siaga dan secara bergiliran senantiasa mengecek sumber air dan distribusi ke pelanggan.
Dari 10 sumber air yang dikelola PDAM Jayapura, sumber air yang masih stabil yakni intik Kojabu dengan kapasitas 100 liter per detik.
“Intik Kojabu yang menjadi penyuplai air utama bagi pelanggan PDAM saat ini, selain intik Buper yang berkapasitas 60 liter per detik,” kata Entis Sutisna.
Baca juga: PDAM Bangka minta izin PT Timah manfaatkan air bersih Parit Tujuh
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019