Lembaga filantropi Islam Dompet Dhuafa mengajak generasi milenial untuk menyisihkan sebagian rezeki mereka dan memberikan wakaf bagi kaum dhuafa melalui platform digital "e-payment".Pemberian wakaf bisa dilakukan setiap hari atau setiap bulan, tidak terbatas waktu karena bersifat sukarela
"Kita memahami sekali bahwa anak-anak milenial itu ada budaya "ngopi', naik ojol (ojek onlie), makan 'snack' dan lain-lain. Disisihkan saja satu hari, misalnya ngopi Rp15 ribu satu hari," kata Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa Republika Foundation Imam Rulyawan usai acara "press briefing" "Strategi dan Solusi Pengentasan Kemiskinan Indonesia" yang diadakan Dompet Dhuafa untuk memperingati Hari Pengentasan Kemiskinan se-Dunia di Jakarta, Kamis.
Pemberian wakaf tersebut, katanya, bisa dilakukan dengan menggunakan platform digital e-payment seperti Ovo atau Linkaja.
Ia menambahkan bahwa pemberian wakaf bisa dilakukan setiap hari atau setiap bulan, tidak terbatas waktu karena bersifat sukarela.
"Jadi berwakaf tidak harus menunggu aset miliaran, punya ruko, punya tanah. Cukup Rp15 ribu. Bisa per hari, bisa per bulan juga enggak apa-apa. Wakaf itu bebas," ujarnya.
Imam mengatakan bahwa Dompet Dhuafa pada 2018 berhasil menghimpun dana wakaf sebanyak Rp35 miliar dari Januari sampai Juli dengan rata-rata penghimpunan per bulan sebesar Rp2 miliar hingga Rp3 miliar.
Dana wakaf yang dikumpulkan Dompet Dhuafa tersebut akan digunakan untuk membangun rumah sakit yang akan melayani kaum duafa tanpa dipungut biaya.
Selain itu, dana tersebut juga dialokasikan untuk pembangunan boarding school yang penerima manfaatnya adalah anak-anak dhuafa.
Dompet Dhuafa juga menyalurkan dana wakaf itu untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswa yang dhuafa, demikian Imam Ru;yawan.
Baca juga: Dompet Dhuafa inisiasi "WakeUp! Wakaf" untuk optimalisasi wakaf
Baca juga: BWI: dorong generasi muda wakaf saham
Baca juga: Selama 26 tahun, 19,3 juta jiwa terima manfaat Dompet Dhuafa
Pewarta: Katriana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019