Berdasarkan kesepakatan sekutu NATO yang dicapai pada Kamis, Turki bakal menghentikan serangannya selama lima hari di Suriah Utara terhadap milisi YPG Kurdi, sambil pihaknya mundur dari sebuah kawasan di sepanjang perbatasan Turki.
Berbicara setelah pertemuan empat jam antar delegasi kedua pihak, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyebutkan Ankara mendapatkan apa yang diinginkan.
"Kami akan menghentikan Operasi Musim Semi Perdamaian agar PKK/YPG meninggalkan zona aman. Ini bukan gencatan senjata - gencatan senjata hanya terjadi antara dua pihak yang sah," katanya saat konferensi pers.
Baca juga: Rakyat Daraa protes serangan Turki ke wilayah Suriah
"Saat elemen-elemen teroris seluruhnya meninggalkan zona aman maka kami akan menghentikan operasi," ujar Cavusoglu.
Ankara menganggap YPG sebagai kelompok teroris yang bersekongkol dengan milisi Partai Pekerja Kurdi (PKK) di Turki. YPG itu sendiri merupakan sekutu utama AS dalam perang membasmi ISIS.
Cavusoglu mengatakan kedua pihak sepakat menyita senjata berat dari YPG dan posisi mereka dihancurkan - memenuhi permintaan lama Ankara.
Bertolakbelakang dengan pernyataan Wakil Presiden AS Mike Pence di Ankara, Cavusoglu juga mengatakan Turki tidak menjamin soal Kota Kobani di perbatasan Suriah.
Baca juga: Sekjen PBB: Serangan Turki paksa 160 ribu orang Suriah mengungsi
Ia menuturkan Turki akan membahas Kota Manbij dan wilayah lainnya dengan Rusia, yang bersama pasukan pemerintah Suriah, dikerahkan di sejumlah posisi yang telah dikosongkan oleh AS.
Cavusoglu, yang dikutip sebelumnya pada Kamis, menyebutkan Moskow telah berjanji kepada Ankara bahwa milisi YPG tidak akan berada di wilayah Suriah di seberang perbatasan.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS: Tak ada PKK/YPG di zona aman dengan Turki di perbatasan Suriah
Baca juga: Jerman desak Turki hentikan serangan di Suriah
Baca juga: Rouhani: Serangan Turki ke Suriah tak bisa diterima
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019