"Bagaimana membangun visi pembangunan sumber daya manusia. SDM adalah modal utama bagi pembangunan suatu bangsa. Indonesia saat ini sedang mengalami bonus demografi yakni bonus usia produktif," kata Robikin saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan bonus demografi itu merupakan modal penting pembangunan ke depan. Karena itu, modal sumber daya manusia harus diarahkan untuk menghadirkan keunggulan-keunggulan, menciptakan inovasi-inovasi yang berdaya saing yang bisa menyelesaikan tantangan kemiskinan, disparitas dan sebagainya.
Dalam bidang keumatan dan kebangsaan, Robikin mengatakaan pemimpin baru nanti agar juga membangun dengan memperhatikan visi keumatan dan kebangsaan.
Baca juga: PBNU: UU Pesantren kabar gembira Hari Santri Nasional
Modal ideologi dengan Pancasila sebagai dasar negara, kata dia, harus menjadi kekuatan utama perekat kebangsaan.
"Pancasila kita telah melewati berbagai ujian dan cobaan. Namun demikian, dalam tatanan praktis, Pancasila belum terimplementasi dengan baik, sehingga masih terjadi banyak konflik dan kekerasan yang mengatasnamakan SARA, politisasi agama dan sebagainya," katanya.
Robikin mengatakan Indonesia juga harus dipimpin dengan visi keteladanan. Bangsa Indonesia saat ini membutuhkan teladan. Dengan memberikan teladan sikap dan perilaku, tidaklah susah bagi seorang pemimpin untuk mengarahkan kemudi kepemimpinannya mencapai cita-cita bangsa Indonesia.
"Saya percaya bersama Kiai Ma'ruf kepemimpinan Pak Jokowi akan lebih baik lagi dalam membangun visi ini. Terkait hal ini ada sebuah teori sosial yang mengatakan, wajah dan peradaban suatu masyarakat merupakan cerminan sosok pemimpinnya," kata dia.
Ketua PBNU mengatakan pemerintahan baru dengan visi pembangunan SDM, keumatan dan kebangsaan serta keteladanan sudah terintegrasi dalam visi-misi duet Jokowi-Ma'ruf sebagaimana telah disusun dalam kampanye pencalonan.
"Selamat bertugas, selamat berkhidmat untuk negara dan bangsa dengan iringan doa semoga Indonesia makin maju, berdaulat, berkepribadian, mandiri dan sejahtera. Amin ya Rabb," katanya.
Baca juga: Said: Beruntung Gus Dur tidak hidup di era medsos
Baca juga: PBNU ajak ciptakan suasana damai jelang pelantikan Jokowi-Ma'ruf
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019