Selain itu, aparat TNI dan Polri membantu membersihkan puing-puing rumah yang roboh atau rusak akibat gempa dengan magnitudo 6,5 yang melanda sebagian wilayah Maluku pada 26 September 2019.
Komandan Distrik Militer 1504 Pulau Ambon Letkol Kav. Cecep Tendi Sutandi selaku penanggungjawab lapangan di Ambon, Sabtu, mengatakan bahwa kegiatan karya bhakti untuk membantu warga di dua kecamatan tersebut rencananya dilakukan selama tiga hari.
"Nanti kita lihat, kalau dalam tiga ke depan waktunya tidak cukup maka akan diperpanjang sesuai kebutuhan di lapangan. Pembersihan hanya untuk rumah warga yang rusak berat atau roboh saja," katanya.
Ia menambahkan bahwa saat ini ada 50 personel dari Komando Rayon Militer Salahutu dan Leihitu serta 25 personel dari Denzipur dan Denkav Komando Resor Militer yang membantu pembongkaran dan pembersihan rumah warga dengan dukungan personel Polri dan warga setempat.
Baca juga: 148.619 orang masih mengungsi akibat gempa di Maluku
Setelah selesai membantu pembongkaran dan pembersihan bangunan yang roboh akibat gempa di Kecamatan Salahutu dan Leihitu, tim TNI akan bergerak ke Pulau Haruku untuk memberikan bantuan serupa minggu depan.
Letkol Kav. Cecep mengatakan bahwa dalam bangunan rumah warga yang roboh kebanyakan terbuat dari beton sehingga pembongkaran dan pembersihannya secara manual membutuhkan waktu lebih lama.
Oleh karena itu, dia berkoordinasi dengan dinas teknis terkait di Pemerintah Provinsi Maluku guna menyediakan alat berat yang dibutuhkan untuk membongkar bangunan rumah warga yang roboh serta membersihkan puing-puing rumah yang rusak akibat gempa.
"Saya sudah bicarakan dengan Pemprov Maluku. Mudah-mudahan hari ini alat berat dan truk sudah dikerahkan sehingga mempermudah pembersihan puing-puing bangunan rumah warga yang roboh," katanya.
Dia juga sudah berkoordinasi dengan camat dan aparat Negeri Liang untuk memberi tahu warga mengenai upaya TNI membantu membongkar dan membersihkan bangunan rumah atau rumah ibadah yang roboh karena gempa untuk memastikan tidak ada warga yang keberatan saat ada pengerahan alat berat untuk keperluan itu.
Gempa dengan magnitudo 6,5 yang mengguncang Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, dan Seram Bagian Barat di Provinsi Maluku pada 26 September 2019 menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebabkan 41 orang meninggal dunia dan mengakibatkan 8.753 rumah rusak ringan hingga berat.
Baca juga:
BNPB: 11 seismograf akan dipasang setelah gempa Maluku
Pemulihan pascagempa di Maluku paling lambat direalisasikan November
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019