Kementerian Pertanian mencegah masuknya virus african swine fever (ASF) yakni virus yang menyerang hewan babi ke Indonesia dengan melakukan gerakan pemetaan, mitigasi dan simulasi, terutama di daerah yang populasi babinya tinggi di Indonesia.Di Bandara Soekarno-Hatta, pengelolaan sampah pesawat ini sudah dikelola dengan baik, sampahnya dimusnahkan
"Mitigasi lapangan dilakukan dengan mencegah masuknya sampah pesawat terutama dari negara-negara yang sudah tercemar virus ASF," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita saat menjadi pembicara utama pada Seminar ASF: The Emergence Preparedness for Indonesia di Kota Bogor, Sabtu.
Menurut Ketut Diarmita, potensi penyebaran virus ASF selain dari sampah pesawat, adalah dapat menempel pada manusia. Ketika manusia berdekatan dengan babi maka virusnya dapat terbawa.
Baca juga: NTT tangkal penyebaran virus demam babi Afrika di perbatasan
"Virus ASF itu tidak menyerang manusia, tapi dapat menempel di tubuh manusia, dan pada saat manusia itu berada di dekat babi, virusnya dapat menyerang babi," katanya.
Ketut Diarmita menambahkan virus ASF bereaksi dengan cepat dan dapat mematikan babi di populasinya sampai 100 persen. "Kondisi ini dapat merugikan peternak babi, sehingga harus segera diantisipasi," katanya.
Sementara itu, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian, Agus Sunanto mengatakan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian mencegah barang-barang dari negara tercemar ASF, terutama China, untuk masuk ke Indonesia, seperti sampah pesawat.
Baca juga: Kupang pasang karpet disinfektan di bandara cegah virus babi
"Di Bandara Soekarno-Hatta, pengelolaan sampah pesawat ini sudah dikelola dengan baik, sampahnya dimusnahkan," katanya.
Menurut dia, jika ditemukan barang-barang terkontaminasi virus ASF, langsung dimusnahkan. "Kalau Pemerintah tidak gerak cepat dan virus ASF masuk ke Indonesia, maka populasi babi di Indonesia bisa habis," katanya.
Populasi babi di Indonesia, ada sekitar delapan juta ekor, terutama di Sulawesi Utara, NTT, Papua Barat, Papua, Bali dan Sumatera Utara, serta di Pulau Bulan Kepulauan Riau.
Menurut Ketut Mitra, antisipasi penyebaran virus ASF ini di Indonesia, terkait dengan sejumlah direktorat di Kementerian Pertanian, sehingga dirinya menggagas Kementerian Pertanian membentuk tim terpadu mengantisipasi penyebaran virus ASF di Indonesia.
"Dalam tim gabungan ini, siapa bekerja apa, dan saling bersinergi. Hindari ego sektoral," katanya.
Baca juga: Bandara Kupang perketat pemeriksaan cegah penyebaran demam babi Afrika
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019