• Beranda
  • Berita
  • Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik berfokus sinergi, bukan rivalitas

Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik berfokus sinergi, bukan rivalitas

21 Oktober 2019 18:20 WIB
Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik berfokus sinergi, bukan rivalitas
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Jose Tavares dalam sesi wawancara khusus di redaksi ANTARA di Jakarta, Senin (21/10/2019). (ANTARA/Yashinta Difa/tm)

Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik, yang telah diadopsi oleh para anggotanya dalam konferensi tingkat tinggi Juni lalu, berfokus pada kerja sama yang berbasis sinergi, bukan rivalitas, menurut pejabat Kementerian Luar Negeri RI, Senin. 

Konsep kerja sama tersebut berbeda dengan konsep yang ditawarkan sejumlah negara, di antaranya China dengan Belt and Road Initiative (BRI), Jepang dan AS dengan Free and Open Indo-Pacific, India dengan Security And Growth for All in the Region (SAGAR), dan Quadrilateral Security Dialogue (QUAD) antara AS, Jepang, India, dan Australia.

Berbagai konsep dengan pendekatan berbeda tersebut dikhawatirkan akan mengakibatkan pertentangan, sehingga ASEAN, atas inisiatif Indonesia, muncul dengan konsep kerja samanya sendiri mengenai Indo-Pasifik.

“Keunggulannya adalah kita menawarkan guna mentransformasikan rivalitas menjadi bentuk kerja sama. Itu yang selama ini ASEAN lakukan,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI Jose Tavares dalam wawancara khusus saat mengunjungi ruang redaksi ANTARA di Jakarta.

“Di mana ada pertentangan barangkali ada sinergi. Kita fokus pada sinerginya, karena pertentangan itu tidak konstruktif,” Jose menambahkan.

Pandangan ASEAN , yang diprakarsai Indonesia, didasarkan pada prinsip keterbukaan, transparan, dan inklusif dengan memajukan dialog dan kerja sama, serta menjunjung hukum internasional untuk menyelesaikan isu regional.

Sejumlah bidang kerja sama yang diprioritaskan dalam konsep tersebut adalah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), maritim, ekonomi, serta keterhubungan.

Konsep yang mengutamakan sentralitas ASEAN diharapkan menjadi rujukan kerja sama di kawasan Indo-Pasifik, juga petunjuk bagi negara-negara anggotanya untuk tidak memihak pada kekuatan adidaya mana pun dalam perebutan pengaruh di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

“Supaya saling menguntungkan maka ASEAN selama ini melihat pada bagian-bagian mana yang bisa kita sinergikan. Memang akhirnya harus mutually beneficial,” kata Jose.

Menurut Jose, tantangan utama dalam implementasi Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik sejauh ini adalah mengomunikasikannya dengan negara-negara mitra yang memiliki strategi dan konsepnya masing-masing.

Meskipun telah disahkan di tingkat menteri luar negeri, dalam KTT ke-35 ASEAN di Bangkok pada November mendatang, konsep itu akan lebih jauh dibicarakan di tingkat kepala negara/pemerintahan ASEAN serta EAS dengan harapan prospeknya lebih konkret.

Baca juga: Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik diyakini bantu pencapaian SDGs

Baca juga: ASEAN seragamkan standar kompetensi tenaga profesional pariwisata

Baca juga: ASEAN, China bentuk tim khusus kelola dana kerja sama

 

Asean waspadai perang dagang AS-Tiongkok

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019