• Beranda
  • Berita
  • Penanganan karhutla di Jatim butuh tambahan helikopter "water bombing"

Penanganan karhutla di Jatim butuh tambahan helikopter "water bombing"

21 Oktober 2019 21:59 WIB
Penanganan karhutla di Jatim butuh tambahan helikopter "water bombing"
Helikopter water bombing Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertipe MI8-MTV dengan nomor registrasi RDPL-34260 yang dipergunakan untuk melakukan operasi penyiraman air dari udara di wilayah Gunung Arjuno, Jawa Timur. (ANTARA/Vicki Febrianto)

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa dalam upaya untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Jawa Timur, diperlukan tambahan helikopter water bombing.

Khofifah menjelaskan, kejadian kebakaran hutan dan lahan, seperti di wilayah Gunung Arjuno, memiliki tingkat kesulitan tinggi karena medan dengan kemiringan hingga 70 derajat, sehingga tidak memungkinkan untuk dipadamkan secara manual.

"Kami sesungguhnya membutuhkan support tambahan helikopter water bombing. Jika masih bisa ditambah, kami berharap ada pergerakan dari titik lain ke Jawa Timur," ujar Khofifah, usai menemui pengungsi di Balai Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Senin.

Berdasarkan catatan, ada beberapa wilayah hutan dan lahan yang mengalami kebakaran di Jatim, seperti di Gunung Semeru, Gunung Argopuro, Gunung Ranti, Gunung Widodaren, termasuk di Gunung Arjuno.

Untuk penanganan di Gunung Arjuno, pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengirimkan satu unit helikopter water bombing dengan tipe MI8-MTV dengan nomor registrasi RDPL-34260 untuk melakukan operasi penyiraman air dari udara.

"Helikopter yang bisa melakukan water bombing sedang dibutuhkan di daerah lain juga, sehingga, kita (di Jawa Timur) mendapatkan support satu helikopter untuk wilayah Arjuno," kata Khofifah.

Khofifah menambahkan, sejak 12 Oktober 2019, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Kepala BNPB Doni Monardo terkait kejadian kebakaran hutan dan lahan, khususnya di wilayah Jawa Timur.

"Memang topografi area yang terbakar cukup terjal, jadi, saya sejak 12 Oktober 2019 sudah komunikasi dengan Pak Doni, Kepala BNPB," kata Khofifah.

Operasi pemadaman api menggunakan teknik water bombing di wilayah Gunung Arjuno, dilakukan di beberapa titik yang masuk di tiga wilayah, yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Mojokerto.

Di Kabupaten Malang tepatnya berada di Curah Sriti, dan Watu Bagong, sementara Kabupaten Pasuruan berda di Garotan, Putuk dali, Curah Kebon, dan Tung Medot. Untuk Kabupaten Mojokerto, berada di Putuk Kencur, dan Kukusan.

Berdasarkan informasi yang diterima dari Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, kejadian kebakaran di wilayah Gunung Arjuno yang terjadi sejak Kamis (10/10) mencapai 850 hektare, dan diperkirakan bisa meluas akibat hembusan angin yang kencang.
Baca juga: Jalur pendakian gunung-gunung di Jatim ditutup
Baca juga: Wakapolda Jatim tinjau kebakaran hutan di Gunung Semeru
Baca juga: Luas hutan yang terbakar di Gunung Semeru capai 198 hektare

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019